Berikut ini 3 nilai plus yang menjadi alasan saya merekomendasikan Google+ kepada para penulis fiksi.
1. Personal Branding
Google+ selangkah lebih maju dalam membangun personal brand penggunanya ketimbang facebook dan twitter.
Mari kita lihat twitter. Maksimal 140 karakter memungkinkan siapa saja bisa berkicau disana. Tak heran bila liniwaktu bergerak demikian cepatnya. Info ‘launching buku’ anda tenggelam hanya dalam hitungan menit ditengah keriuhan ratapan, umpatan kepada pemerintah, doa kepada Tuhan, atau ‘tweeps yang budiman’ (apa anda familiar dengan tweet ini?).
Facebook memang menyediakan fan page buat membangun basis penggemar. Namun susah merawat halaman penggemar disaat bersamaan kita juga punya laman pribadi. Lagipula tampilan fan page hampir serupa dengan laman pribadi.
Google+ menyediakan halaman profil yang terdiri dari halaman entri, ihwal, foto dan video. Desain Halaman ihwal (about) mendukung penuh upaya penggunanya dalam rangka membangun personal brand. Anda bisa menuliskan tagline dibawah nama anda, misalnya anda menulis: “Cerpenis, penulis buku XYZ, juga menyediakan jasa editing dan kursus menulis online 24 jam”. Tagline seperti itu memudahkan orang-orang mengidentifikasi personal brand anda dalam sekali tatap saja.
Google+ juga menyediakan ruang horizontal tepat dibawah tagline. Tempat dimana anda dapat memajang 5 foto secara berderet. Sebaiknya anda memanfaatkan fasilitas ini –misalnya- untuk memajang sampul buku, logo produk, award atau foto suasana kursus menulis yang pernah anda selenggarakan.
Masih pada halaman Ihwal. Dibawah deretan foto tersedia ruang pendahuluan, dimana G+ membolehkan pengguna untuk mendeskripsikan apa saja mengenai dirinya. Google+melengkapi ruang ini dengan fitur yang mirip fitur note pada facebook, seperti; huruf tebal, miring, numbered/bullets list dan tautan/link.
Anda bisa menggunakan ruang itu untuk menulis judul buku yang telah anda terbitkan; menawarkan jasa kursus menulis dan editing; atau daftar award yang pernah anda peroleh. Anda pun bisa menyisipkan link dengan anchor text yang mengarah ke halaman web-blog yang relevan dengan deskripsi anda itu. Misalnya anda mengarahkan pembaca menuju toko buku online yang menjual buku fiksi anda.
Template halaman profil terlihat bersih dengan warna putih dominan. Hanya ada satu sidebar pada sebelah kanan layar dan steril dari iklan (setidaknya sampai hari ini). Tersedia pula fitur Tautan pada samping kiri yang sejajar dengan Pendahuluan . Google+mempersilahkan anda memasang alamat blog, akun social media anda yang lain, atau link apa saja yang relevan dengan anda.
2. Lingkaran Pembaca (Penggemar)
Saya menemukan banyak penulis –ternama- membuat fans page di facebook selain laman pribadi. Fan page di facebook pada dasarnya berfungsi memisahkan penulis sebagai pribadi dengan penulis sebagai ‘merek’. Kedengarannya cukup merepotkan dari sisi perawatan.
Google+ rupanya memahami kerepotan itu. Anda tidak perlu membuat fan page terpisah. Anda cukup membuat lingkaran khusus pada akun G+ anda, lalu memberinya nama –misalnya-; Lingkaran penggemar. Selanjutnya anda tinggal memasukkan para pembaca atau fans anda ke dalamnya. Selesai. Hanya itu saja.
Fungsi lingkaran G+ memang dirancang memudahkan pengguna membagi konten (teks, foto, link & video) hanya kepada orang-orang (lingkaran) yang relevan. Konten anda tidak bisa dilihat oleh orang-orang diluar lingkaran yang anda pilih. Tersedia opsi centang kepada lingkaran yang mana konten hendak dibagikan sebelum anda menekan tombolBerbagi.
Saya mengamati konsep Lingkaran ciptaan Google mrirp cara kita berhubungan dengan orang-orang dalam kehidupan nyata. Secara alami manusia mengkategorikan, berinteraksi dan berkomunikasi kepada setiap orang dengan cara yang berbeda.
Contohnya, anda hanya membicarakan buku fiksi kepada mereka yang hobby membaca buku fiksi Anda pun cenderung enggan berbagi informasi mengenai pekerjaan anda kepada yang bukan teman sekantor. Nah, fitur lingkaran Google+ bekerja dengan cara seperti itu.
3. Promosi Produk
Belakangan facebook kurang nyaman setelah disesaki oleh kerumunan penjual. Tidak adanya ruang terpisah antara dinding publik vs dinding pribadi memungkinkan siapa saja yang ada dalam friend list leluasa menandai nama anda saat menawarkan produk.
Google menutup keleluasaan tersebut. Loh, kalau begitu tidak mungkin saya mempromosikan novel terbaru saya?
Kebijakan G+ itu justru baik menurut saya. Sebaliknya anda dimudahkan mempromosikan buku atau ebook secara khusus kepada target-target tertentu saja (segmentatif). Anda mestinya memakai konsep pemasaran yang berbeda, saat menawarkan buku kepada masing-masing orang (lingkaran), bukan ? Apakah sama cara anda menjual buku kepada teman dekat dengan orang yang baru saja anda kenal ?
Selain itu promosi yang anda bagikan di G+ hanya tampil pada laman Home. Konten anda tidak akan muncul pada halaman profil siapapun yang ada di lingkaran anda. Situasi ini berbeda dengan yang kita temui di facebook. Saya kira Google+ mengutamakan konsep menang-menang antara penjual dengan konsumen.
Lalu bagaimana caranya mempromosikan buku kepada para pengguna G+?
Minggu lalu saya iseng-iseng menulis sebanyak 1.470 kata pada kotak berbagi. Ternyata bisa. Saya pikir itu ruang promosi yang mustahil anda temukan di facebook, apalagi twitter.. Anda cukup membagikan sinopsis buku terbaru anda kedalam aliran. Deskripsikan secara lengkap termasuk testimoni orang-orang yang telah membacanya. Anda bisa menulis huruf tebal dan miring guna memberi tekanan pada kata atau kalimat kunci. Membuat jarak antar paragraf pun cukup dengan menekan enter pada keyboard. Hampir tidak ada bedanya jika anda posting di blog.
Jujur saya mengakui analisa diatas masih sangat prematur. Belum ada jaminan sosok G+ akan permanen seperti yang terlihat sekarang ini. Konon pihak Google masih menyimpan sejumlah kejutan. Semoga saja kejutan itu demi kepuasan pengguna belaka.
1 komentar:
Tesss
Posting Komentar