tag:blogger.com,1999:blog-24503689499214943192024-03-13T20:28:45.195-07:00Forum Tinta SahabatMotivasi, Tips, dan Info Seputar LiterasiForum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-776303102348018142011-10-12T02:32:00.000-07:002011-10-12T02:32:02.356-07:009 Penulis Fenomenal di Indonesia<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, serif; font-size: 16px;"></span><br />
<div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="color: #cc0000; font-size: large;"><b><span class="Apple-style-span">9 Penulis Fenomenal di Indonesia</span></b></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">B</span><span class="Apple-style-span">ila selama ini kamu selalu berpikir bahwa menulis adalah perkerjaan yang membosankan, mungkin sebaiknya kamu mulai berpikir salah tentang asumsimu itu. Karena menulis ternyata bisa menjadi sumber penghasilan yang mungkin membuat kalian iri setelah membaca tulisan ini.</span></div><span class="Apple-style-span"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Selama ini, mungkin kamu selalu membenci dan meremehkan pelajaran bahasa Indonesia, karena sesungguhnya bahasa ibu kita itu, telah menjadi inspirasi dan karya dari penulis-penulis Indonesia yang menjadikan mereka kaya, terkenal dan popular. Ketika kita berusaha menjauhi bahasa kita sendiri dengan pelajaran bahasa inggris atau mandarin. Mereka membuktikan pikiran dan tulisan mereka telah membawa mereka dalam kehidupan yang nyaman.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Berikut ini adalah 9 penulis fenomenal berdasarkan survei beberapa majalah kampus, ekonomi, gramediakompas dan beberapa sumber terpercaya <i>(termasuk gue) Meheheee:</i></span></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>1. Andrea Hirata</b></div><div style="text-align: center;"><img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="http://4.bp.blogspot.com/_nlAxsCTKnzA/TChOWuenc7I/AAAAAAAAAQQ/3wH3BgA4JXk/s400/andrea+hirata.jpg" /></div><div style="text-align: justify;">Andrea Hirata adalah penulis sukses best seller Laskar Pelangi dan beberapa buku lainnya seperti Sang Pemimpi, Maryamah Karpov. Sumber menyebutkan, Andrea menjual lebih dari 600.000 copy exp bukunya dan dengan total keuntungan lebih dari Rp 3,6 miliar saja dalam satu judul laskar pelangi. Bila ditambah dengan beberapa bukunya yang mencetak best seller, mungkin bisa kalian bayangkan sendiri berapa penghasilan pria asal Belitung tersebut. Bonus tambahannya ia menjual karyanya dengan harga 25 juta untuk difilmkan. Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi.</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>2. Habiburrahman El Shirazy</b></div><div style="color: #003300; text-align: center;"><img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="http://3.bp.blogspot.com/-Wa1pxtWaZ3U/TZRBx7xbI0I/AAAAAAAABH4/-jLgmlzUfKA/s400/habiburrahman_el_shirazy_006.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Hampir semua karya-karya Habiburrahman yang berupa novel maupun mini novel best seller. Sebut sajaAyat-Ayat Cinta yang puluhan kali dicetak ulang lalu difilmkan dan ditonton oleh 3,5 juta orang. Novel yang lain Ketika Cinta Bertasbih menyamai Ayat-ayat Cinta. Novel terbarunya yang bersetting Rusia, Bumi Cinta juga mulai mengikuti novel-novel sebelumnya yang best seller. Bukunya AAC terjual lebih dari 400.000 exp menempatkan pria lulusan mesir ini sebagai penulis terkaya kedua di Indonesia dengan Rp 2,4 Milliar. Bonus tambahan yang ia dapatkan dari novelnya yang diangkat ke layar lebar adalah 150 juta dari Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta Bertasbih dan Migrab Cinta.</span></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>3. Mira W.</b></div><div style="color: #003300; text-align: center;"><img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="http://1.bp.blogspot.com/-KUdD_m14ewU/Totl8W8WAbI/AAAAAAAADgI/3patRDP5vFI/s400/Mira%2BW.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Penulis yang paling produktif dalam 20 tahun terakhir dengan buku-buku fenonemalnya seperti Cinta Sepanjang Amazon, menempatkan penulis yang juga dokter umum ini berada di peringkat ketiga penulis terkaya di Indonesia. Mira W. melahirkan lebih dari 20 novel best seller yang diperkirakan memberikan keuntungan lebih dari Rp 2 milliar dari bukunya tersebut. Ia juga aktif menjual karyanya ke film dan layar lebar. Bila perbuku ia mendapatkan 25 juta, silakan hitung berapa uang yang ia hasilkan dari hak ciptanya tersebut.</span></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>4. Dewi “Dee” Lestari</b></div><div style="color: #003300; text-align: center;"><img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="http://1.bp.blogspot.com/-myFTLNNmrLo/Totl8Fm_h8I/AAAAAAAADgA/Q0vOjcwRDUk/s400/dewi_lestari.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dee adalah salah satu penulis yang cukup fenomenal. Kehadiran Supernova-nya yang terkesan “rumit” banyak digemari penikmat sastra di Indonesia. Supernova Putri, Ksatria dan Bintang Jatuh, Supernova Petir dan Supernova Akar mampu menyaingi novel-novel teenlit dan Chiklit yang marak kala itu. Perahu Kertas adalah novel terbaru Dee, sebelumnya Dee mengeluarkan kumpulan tulisannya dalam Rectoverso. Di Rectoverso, Dee mampu membuktikan bahwa tulisan yang berkualitas dapat juga diapresiasi dengan baik. Rectoverso juga dikawal dengan album solo Dee bertajuk sama. Semua lagu di album Rectoverso merupakan gambaran setiap tulisan di bukunya. Lirik maupun tulisan di buku sama-sama puitis. Ia konon menghasilkan lebih dari 1,5 miliar rupiah dari seluruh novelnya.</span></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>5. Agnes Davonar</b></div><div style="color: #003300; text-align: center;"><img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="http://3.bp.blogspot.com/_xB8ZOUhK2x0/TCMlgH4J60I/AAAAAAAAAE8/Q4Z-zL46Ng0/s400/surat-kecil.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Ia tidak memiliki latar belakang seni ataupun sastra, tapi memulai tulisan-tulisan ringannya lewat blog pribadinya. Tanpa ia sadari, tulisan-tulisannya mampu membius pembaca online hingga akhirnya ia menjelma menjadi penulis novel fenomenal dengan beberapa kontroversi yang menghampanya. Gaby, karakter ciptaannya menjadi kasus terumit di Indonesia yang melibatkan perebutan lagu misterius. Berbekal prestasi blogger internasional dan sejumlah penghargaan nasional, membuat nama dua bersaudara ini melambung menjadi penulis termahal di Indonesia. Buku Surat Kecil Untuk Tuhan karya mereka terjual lebih dari 200.000 exp atau menghasilkan 700 Juta Rupiah. Ia masih memiliki 7 novel lain yang mencetak best seller yang dijual di luar negeri. Menurut sumber film Indonesia, Agnes bersaudara mendapatkan lebih dari 500 juta Rupiah dari hak cipta novelnya yang semuanya telah menjadi perebutan produsen-produsen kakap nasional. Ia mendapatkan akusisi blognya dari Garudafood lewat produk chocolatosnya dengan nilai sponsorship 500 juta pertahun. Sampai saat ini, penulis ini masih dikenal misterius karena tertutup dan jarang sekali tampil walau dibayar mahal sekalipun dalam sebuah seminar.</span></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>6. Raditya Dika</b></div><span class="Apple-style-span" style="-webkit-text-decorations-in-effect: underline; color: #0000ee;"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5662493636736960290" src="http://3.bp.blogspot.com/-AF1aLPSALcY/TpU39iCdxyI/AAAAAAAAAZs/RupPonxRT8Y/s320/1_629422899l.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 240px;" /></span></span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span">Hehehee *jangan protes (blog, blog gue ini)</span></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span"><br />
</span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Sama halnya dengan Agnes Davonar, Raditya Dika memulai karielnya sebagai seorang blogger dan berhasil menempatkan dirinya sebagai penulis terkaya ke 6 di Indonesia lewat novel Kambing Jantan-nya yang fenomenal. Walau film adapatasi novelnya gagal di pasaran, tapi buku-bukunya tetap menjadi terfavorit dan mendapatkan lebih dari 500 juta keuntungan pribadi yang membuat pria yang bekas mantan pacar Sherina ini sebagai penulis muda beruntung. Ia juga menjadi artis yang sukses dengan beberapa iklan dan tampil dalam acara televisi.</span></div><span class="Apple-style-span"><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b><br />
</b></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>7. Agnes Jessica</b></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span"><img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="http://3.bp.blogspot.com/-JPg816FIue8/Totl8IEZ72I/AAAAAAAADf4/hidBfltesvM/s400/agnes_jessica.jpg" /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Dia adalah seorang guru matimatika yang kemudian berhenti mengajar dan memutuskan karielnya menjadi seorang penulis. Ternyata pilihanya tidak salah, ia menjadi penulis yang aktif hingga nyaris menerbitkan 1 bukunya setiap bulan, terkenal akan karyanya Sepatu Kaca, menempatkan dirinya dengan pendapatan lebih dari 400 juta keuntungan pribadi dan belum termasuk hak cipta film untuk karyanya.</span></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>8. Asma Nadia</b></div><div style="color: #003300; text-align: center;"><img alt="http://hermawayne.blogspot.com" src="http://2.bp.blogspot.com/_SY811Ecam14/TMVAoguYG9I/AAAAAAAACsA/qotkI5RGY88/s400/g.jpg" /></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span">Kiprah wanita yang satu ini memang luar biasa. Puluhan bukunya baik yang berupa novel, kumpulan cerpen dan kumpulan essai telah terbit. Dan hampir semuanya best seller. Tulisan-tulisan Asma Nadia banyak ditemukan di majalah hingga koran. Salah satu bukunya yang best seller adalah Catatan Hati Seorang Isteri yang diterbitkan Lingkar Pena Publishing dan Kumcer Emak Ingin Naik Haji. Tulisan-tulisan yang dibuat oleh Asma tentu saja banyak memberikan inspirasi dan motivasi. Nilai-nilai yang syar’I dapat ditemukan di setiap tulisannya. Hebatnya lagi, Asma mampu mengemasnya dengan cantik bahkan meremaja sekali. Sehingga banyak sekali remaja yang menyukai tulisan-tulisannya. Konon ibu muda ini mengumpulkan lebih dari 300 juta dari karyanya yang beredar dan beberapa hak cipta film untuk novelnya.</span></div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><br />
</div><div style="color: #003300; text-align: justify;"><b>9. Mayoko Aiko</b></div><a href="http://3.bp.blogspot.com/-Q2cKxVCmfLQ/TpU4wVkGPbI/AAAAAAAAAZ4/J0wKj69q6f8/s1600/ma%2Bdad.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5662494509561691570" src="http://3.bp.blogspot.com/-Q2cKxVCmfLQ/TpU4wVkGPbI/AAAAAAAAAZ4/J0wKj69q6f8/s320/ma%2Bdad.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 320px; margin-bottom: 10px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; text-align: center; width: 240px;" /></a></span><div><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: x-small; line-height: 20px;"><span class="apple-style-span"><span style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: #aadef5; background-image: initial; background-origin: initial;"></span></span></span></span></div></div></div><div style="text-align: center;"><span class="Apple-style-span">Mau protes juga? *gue santet lu</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><div class="MsoNormal" style="line-height: 24px; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">Namanya sudah beken semenjak menapaki usia remaja. Cerpen-cerpen penulis berdarah Jepang ini berseliweran di berbagai media remaja pada tahunnya bahkan sampai saat ini. Saat ini laki-laki yang bersemangat melihat perkembangan penulis muda di Indonesia tengah sibuk mengurusi komunitas Menulis Online</span></span><span class="apple-converted-space"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">(CErita Nulis Diskusi On Line Universal Nikko) yang disingkat jadi CENDOL yang dia dirikan bersama beberapa teman seangkatannya seperti Donatus A. Nugroho dan Putra Gara. Di bawah asuhannya, kelas CENDOL makin berkembang pesat. Kini Grup itu telah tersebar di seluruh penjuru Indonesia dengan terbentuknya kepengurusan CENDOL regional seperti CEBAN (Cendol Banten), KCB (Keluarga Cendol Bekasi), C-Jack (Cendol Jakarta), dan beberapa Cendol regional lainnya. Tak dapat dipungkiri apresiasi penulis-penulis pemula ini sangat antusias mengikuti lomba-lomba yang di adakan oleh grup Cendol. Sudah layaknya sekolah, grup ini punya jadwal kelas dari senin sampai dengan minggu. Ada hal yang menarik untuk di bahas setiap hari. Terutama di Jum’at Cendol. Dimana hari itu postingan lain dilarang </span></span><em><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;">share</span></em><span class="apple-style-span"><span style="font-family: Georgia, serif; font-size: 12pt; line-height: 24px;"> di wall grup agar murid di kelas online ini dengan mudah dapat mengikuti materi-materi yang di ajarkan oleh suker (Suhu Keren) panggilan untuk Guru-guru kelas online. </span>Kelas CENDOL telah terbukti mampu melahirkan penulis-penulis muda dan segar yang cerpen-cerpen mereka mulai bertebaran di majalah/ tabloid dan antologi. Mayoko Aiko juga dikenal sebagai pemilik penerbitan Universal Nikko yang telah mencetak beberapa buku<i> best seller </i>di antaranya Dua Sisi Susi.</span></span></div></span></div></div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-82154063716495802042011-09-27T04:02:00.000-07:002011-09-27T04:02:05.044-07:00Kata Siapa Saya Mencari Naskah? [Curhat Editor Sensitif]<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-theme-font:minor-fareast;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;
mso-bidi-font-family:Arial;
mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www2.journalnow.com/mgmedia/image/294/0/68302/otterbourg-journals-managing-editor-resigns/" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="292" src="http://www2.journalnow.com/mgmedia/image/294/0/68302/otterbourg-journals-managing-editor-resigns/" width="400" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; line-height: 150%;">Kata Siapa Saya Mencari Naskah? </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; line-height: 150%;">[Curhat Editor Sensitif]</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">oleh <a href="http://www.facebook.com/bambangtrim"><span style="color: blue;">Bambang Trim</span></a></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Perbincangan suatu hari pada suatu masa dan ketika dunia perbukuan Indonesia dirundung begitu banyak pertanyaan. Lalu, komporis-buku-indonesia [itu saya!] membuka diskusi dengan seorang 'editor sensitif'.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Mengapa Anda dijuluki editor sensitif?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Boleh jadi itu (julukan) cuma sindiran ibaratnya saya ini alat deteksi kehamilan yang bemerk Sens****. Saking sensitifnya saya memang bisa mendeteksi naskah itu positif atau negatif. Ya kalau positif, kita gembira punya 'bakal bayi' yang akan dilahirkan menjadi buku. Kalau negatif, ya penulisnya saya suruh pulang untuk bikin 'bayi lagi'.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Lalu, naskah seperti apa sebenarnya yang Anda cari dan Anda anggap positif?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Lho, kata siapa saya mencari naskah? (dengan nada gusar).</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Hmm... pantas Anda ini disebut sensitif... Ditanya gitu aja marah!</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Bukan soal marah, tapi ini soal pelurusan dari profesi yang benama editor. (Sambil menerawang) saya memulainya dengan begitu banyak cercaan dan perjuangan untuk dapat mengerti yang namanya penulis. So, saya tuh gak cari naskah, saya mencari penulis. Penulis benar-benar, benar-benar penulis.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Menarik... menarik... Teori Anda ini menarik.</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: (Melirik dengan sebal) Hei Bung, ini bukan teori. Ini kenyataan yang harus dipahami oleh editor. Mereka tidak disuruh mencari naskah, mereka disuruh mencari penulis; bahkan kalau perlu menciptakan para penulis. Mereka disuruh mengenali sang tuan ide yaitu penulis sampai kepada cara mereka berpikir, cara mereka berperilaku, bahkan cara mereka memandang naskah; apakah dengan pendekatan uang atau dengan pendekatan idealisme, atau percampuran di antara keduanya.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Hmm... makin menarik kenyataan ini. Lantas apa yang Anda cari dari penulis?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Lha, kok ya ndak ngerti juga. Saya mencari penulis dan dari penuls saya mencari naskah!</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Lho?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Hehehe (baru terlihat tertawa, dari tadi serius banget).... Editor itu yang pertama harus dicari ya penulis, penulis berkarakter, penulis gudang ide, penulis potensial sebagai pembicara publik, penulis yang gigih, penulis yang mau belajar, dan penulis yang menguasai banyak bidang. Editor itu paling jengah pada penulis yang tak punya gaya, penulis yang seolah-olah bisa menulis semua hal justru hanya kulit luar yang dikutip dari internet, penulis yang sok tahu, penulis yang sok jaim dan menasihati pembaca, penulis yang terlalu ke-pede-an dengan teorinya, penulis narsis habis, penulis yang senangnya mengemis-ngemis rasa kasihan, penulis yang lupa diri, penulis....</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Stop-stop, saya tidak mau arah diskusi ini menjadi arena menjelek-jelekkan penulis!</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Lho yang sensitif itu saya atau Bung? Saya kan baru mulai cerita bahwa saya mencari penulis. Nah, kadang yang saya temukan adalah seorang pengarang (author). Dia gak bisa nulis, tetapi punya gagasan. Yang saya pentingkan ide atau gagasan. Ada juga saya menemukan 'penulis mentah'. Penulis mentah punya gagasan bagus, tetapi cara menulisnya kurang bagus. Dan saya ingin mencari keduanya dengan harapan mereka menyimpan banyak ide brilian yang bisa dikembangkan. So, mohon maaf, saya tidak terlalu berhasrat mencari 'penulis sudah jadi'... biasanya mereka sudah pasang harga dan pasang gaya.... Mereka juga....</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Stop-stop, kita juga tidak sedang membicarakan para penulis top toh?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Aha... setuju-setuju. Ya, saya lanjutkan bahwa saya mencari penulis, berusaha mengalibrasi pribadi mereka dan pikiran mereka. <em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">Eureka!</span></em> Saya akhirnya memperoleh <em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">enlightment</span></em> bahwa mereka dapat saya lejitkan menjadi penulis luar biasa dalam tempo tidak terlalu lama. Mereka akan saya ajak diskusi dan dipancing imajinasinya untuk mengeluarkan ide-ide penulisan buku. Saya tahu di antara mereka biasanya tidak sadar sedang dipancing dan diarahkan untuk mendapatkan sebuah gagasan penulisan buku yang dalam waktu tidak terlalu lama berubah menjadi draft outline. Karena itu, saya mementingkan bertemu muka dengan para pengarang atau penulis itu. Saya mementingkan bertemu rasa dengan rasa dan mengaktifkan <em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif";">bluetooth</span></em> ciptaan Tuhan untuk menangkap sinyal-sinyal ide yang menguat di atas kepala mereka.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Hmm... filosofis sekali. Saya suka Anda benar-benar editor sejati.</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Saya bukan editor sejati, saya sudah katakan julukan saya editor sensitif. Dalam hitungan menit, saya sudah bisa menolak sebuah naskah mentah-mentah, tapi ada yang yang saya tolak setengah matang, dan dalam keadaan matang. Yang dua terakhir, berarti saya menaruh harapan pada penulisnya untuk dapat meng-upgrade naskah menjadi makanan siap saji. Jangan sampai walaupun matang, tetapi tidak menarik selera orang memakannya. Saya sensitif terhadap bau naskah, termasuk bau badan penulis. Jadi, tolong jangan kirimi saya naskah yang berbau....</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Kalimat Anda terakhir sungguh tidak saya pahami.</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Naskah berbau tidak enak itu sudah tercium dari kata-katanya... Percayalah pada saya.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Anda lebih mirip cenayang daripada editor!</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Lha dunia editing itu memang dekat-dekat dengan ramalan. Bagaimana editor bisa tenang bekerja kalau dia tidak bisa meramalkan bahwa naskah di tangannya akan menjadi buku yang bagus, berdaya, termasuk laku. Ya, tapi kadang nasib memang berbicara. Buku yang bagus belum tentu laku. Dan buku yang laku belum tentu bagus. Orang-orang di luar editorial sering menggampangkan proses mencari penulis dan mencari naskah tadi seperti membalikkan telor dadar. Mereka menyangka penulis itu banyak, padahal tidak. Yang banyak itu naskah yang ditulis bukan oleh seorang penulis, melainkan seorang yang ingin menulis.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Hmm... Anda mungkin benar.</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Anda meragukan pendapat saya?</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Oh tidak, sama sekali tidak... tapi kan perlu diuji kebenarannya.</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Hehehe orang-orang sibuk menguji kebenaran sampai lupa pada pekerjaan sesungguhnya, menjalankan kebenaran itu sendiri. Toh... sudah begitu banyak teori tentang menulis, tentang menerbitkan, dan tentang memasarkan yang ditulis para ahli yang teruji kebenarannya. Namun, sedikit sekali yang mau menjalankannya. Saya selalu bilang, Anda itu boleh menyimpang dan boleh nyeleneh kalau sudah tahu ilmu sebenarnya. Lha, itu belum tahu apa-apa justru sudah menggelontorkan cara-cara yang menyimpang alih-alih mereka menyebut semua itu gampang. Ndak ada yang gampang dalam sebuah proses, termasuk menulis naskah buku yang baik. Kalau saya menemukan penulis yang baik, sudah dipastikan saya akan menemukan naskah yang baik. Kalau saya menemukan naskah yang baik, belum tentu saya menemukan penulis yang baik.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Betul-betul... tidak salah saya menemui Anda untuk sebuah pencerahan.</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Nah salah lagi. Saya sedang tidak memberi pencerahan. Setiap hari itu kan cerah. Kalau mendung, ya tinggal hidupkan lampu sekian puluh watt, ruangan kita juga jadi cerah. Editor tidak peduli bekerja dalam kondisi cerah atau tidak cerah, yang penting bisa menemukan solusi. Hehehe yang tadi saya omongi cuma 'penggerahan'.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Maksudnya penggerahan?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Biar para penulis gerah. Biar para editor gerah. Biar para penerbit gerah. Ingat ya, yang saya cari adalah penulis bukan naskah. So, saya gakkan buat iklan mencari naskah, tetapi saya akan buat iklan mencari penulis. :) (tersenyum)</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Boleh tahu rahasia dari omongan Anda barusan?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Ketika melihat seorang penulis, saya akan mempelajari mereka tanpa mereka ketahui, semuanya. Dari aktivitas mereka, dari cara mereka menulis, dari kata-kata mereka, termasuk dalam update status; dan dari bidang ilmu yang mereka kuasai. Pastilah saya kemudian tergerak untuk bertemu muka dengan mereka. Biasanya dalam satu atau dua jam pertemuan, saya sudah dapat memancing mereka mengeluarkan ide-ide gila penulisan buku. Itu rahasia saya, tetapi saya memang tidak segan-segan mengkritik sebuah ide itu memang buruk dan gak perlu diteruskan. Nah, ilmu seperti ini sulit diturunkan meski dengan meditasi dua jam sehari, gakkan turun-turun. Jadi, memang tetap menjadi rahasia meskipun ini bukan rahasia.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Aha Anda mirip ayah angkatnya Kungfu Panda yang bilang rahasia sebenarnya adalah bukan rahasia.</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Hehehe memang betul karena ini bukan rahasia, ini cuma keterampilan. Dilatihkan berkali-kali dengan penuh cinta, hasrat, dan kesadaran tinggi juga akan mendapatkan yang disebut 'mata baru' itu. Jadi, pandanglah manusianya, bukan naskahnya. Naskah itu cuma benda dan tidak akan berbunyi tanpa manusianya. Sip, saya kira itu saja. Saya mau kembali 'mengedit manusia'.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Pertanyaan terakhir, penulis seperti apa yang paling menarik bagi Anda?</span></b></em><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">ES: Hehehe penulis wanita! Karena paling menarik untuk diedit.... Becanda lageeh... gw tuh sng bgt ma pnls... Sory kok jadi bahasa alay begini... Saya tuh senang dengan penulis yang punya kemampuan bicara yang baik (public speaking), mendengarkan yang santun dan antusias, serta banyak membaca. Itu dasar kecerdasan literasi toh... Nah, itu saja.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><em><b><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">Oke, terima kasih sekali atas perbincangan sensitif pagi ini. Selamat bekerja kembali Bung.</span></b></em><strong><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"> </span></strong><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">*percakapan imajiner</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 150%;">#komporis-buku-indonesia dan editor sensitif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-41316426249985854692011-09-26T13:20:00.000-07:002011-09-26T13:20:58.788-07:00Kamu Mau Jadi Penulis?<span class="Apple-style-span" style="background-color: #cbbb99; color: #1d417d; font-family: Georgia, Verdana, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 28px;"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS9lIooPGdne8jriyciT7WZ0fDKXxEH4bJCGwjKsb3T7Zmk79z4iXtjCKE3" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcS9lIooPGdne8jriyciT7WZ0fDKXxEH4bJCGwjKsb3T7Zmk79z4iXtjCKE3" width="304" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Bagi kamu para teenager entah cowok apa cewek, daripada nganggur gak jelas, mendingan ikuti aja cara-cara jitu yang otomatis bikin kamu bisa hepi jadi penulis. Apalagi bagi kamu yang emang udah punya bakat alam jadi penulis. Tunggu apa lagi coba? Check this out !</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">1. The first, tekadkan diri kalo kamu bangga jadi penulis. <i>It’s a must !</i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">2. Cara kedua dengan ngelamun.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Karena kebanyakan ide nongol saat kita lagi ngelamun.Tapi jangan suka keterusan, ya? Ato kalo gak dengerin curhatan temen aja. Kan bisa tuh dibikin cerita. <i>Listen to the music </i>ato mo lebih gampangnya lagi dari kisah diri kamu sendiri. Tentunya, cerita itu kudu seru dong !</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">3. Sebelum nulis, pilih jalur penulisan yang kamu kuasai</span></b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;"> :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;"> cerpen, cerbung, ato novel. Di dalam novel kamu juga mesti pilih jalur, lho<i>. For example</i> : teenlit, chiclit, metropop, preteen, roman, horor, dll.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">4. Cari tempat dan alat yang nyaman buat menulis cerita</span></b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Bagi kamu yang gak punya komputer cukup di buku tulis aja.Tapi ntar kalo ngirimin ke penerbit harus di ketik komputer, lho. Kan sekarang banyak rental pengetikan. Tempat yang asik untuk yang gak punya komputer adalah : meja belajar dan tempat tidur. Trus bagi kamu yang punya komputer, tinggal tik ketik aja lagi. Keluarin deh semua uneg-uneg kamu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">5. Usahakan kegiatan tulis menulis bagi kamu yang masih skul di saat week end ato long holiday aja, biar gak ganggu konsentrasi belajar, maksudnya. Tapi kalo kamu bisa bagi waktu .......why not kalo tiap hari ?</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">6. Banyak orang bingung mo nulis kata pembuka cerita gimana.</span></b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;"> Padahal caranya banyak banget. Nih contohnya :</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Pada suatu hari ........</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Di malam yang gelap ........</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Di atas bukit nan jauh, Teletubbies, eh Just kidding = P</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Ato langsung dibikin seperti ini : </span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">ü “Serius lo ?”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Kan kesan yang ditangkap para pembaca adalah mereka disuruh menyelidiki apa maksud terselubung dari kalimat tanya itu. Biar penasaran gitu.... Ato kamu mo bikin contoh yang lain ? That’s good idea.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">7. Kalo kamu bikin cerpen, itu mah cepet banget selsenya</span></b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Tapi kalo kamu bikin novel, uhm .......dijaga aja mood-nya. Biar gak drop. Caranya, cukup nikmati aja pekerjaan kamu and jangan jadiin beban. Karena kalau kamu maksa-maksain diri, hasilnya malah bad banget !</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">8. Kalo Novel, sering kali kita bosen bikin lanjutan ceritanya.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;"> Tau sendirilah, novelkan tebelnya amit-amit. Therefore cara nyegerin kepala biar otak gak blank adalah refreshing ke manaaaaa gitu ato cari referensi dengan beli novel karya anak bangsa. Kan kita mesti cinta produk dalam negeri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">9. Bagi cerpen, cerita yang udah kamu buat sebarin ke temen-temen satu skul trus suruh baca dan kasih comment</span></b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Kalo tanggapan mereka bagus, coba kirim aja ke majalah-majalah remaja ato ke tabloid kesayangan kamu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">10. Bagi novel, usahakan saat kamu rekomendasiin itu novel ke temen-temen kamu ceritanya belum kelar.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;"> Biar mereka penasaran. Setelah banyak temen yang udah baca dan nyuruh kamu ngelanjutin ceritanya, lanjutin tu cerita, tapi setelah selse, jangan kasih liat mereka. Melainkan langsung kirimkan ke penerbit. Kalo ceritanya bagus dan memenuhi kriteria, pasti deh novel kamu diterbitin. Setelah terbit suruh temen-temen kamu beli novel itu. So, novel kamu bakalan laku dong karena mereka udah penasaran banget menantikan ending ceritanya hehehe... Uhm, yummy banget.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;"><b>11. Setelah semua selse kamu lakuin.</b> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Udah deh, tinggal tunggu gimana reaksi masyarakat tentang novel/cerpen kamu. Bisa aja ada produser baca, trus dibikin film/sinetron kayak pengalamannya Dyan Nuranindya—Dealova, Maria Ardelia—Me vs High Heels, Rachmania Arunita—Eiffel I’m In Love, Esti Kinasih—Fairish, Ken Terate—My Friends, My Dreams, Aditya Mulya—Jomblo, Alberthine Endah—Detik Terakhir/Jangan Beri Aku Narkoba, dan Moammar Emka—Jakarta Undercover. Hmm..... makin tebel deh kantong kita. Kan enak bisa menuhin kebutuhan sendiri. Apa sih yang gak mungkin selama kita mau berusaha. Tapi inget tetep berdoa pada Tuhan YME, bantu orang tua dan bantu orang yang gak mampu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Nah, caranya gampang banget, kan? Kalo bingung mo kirim karya kamu ke mana, nih, kuberi beberapa perusahaan penerbit buku populer yang bisa bikin mimpimu jadi nyata:</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Gramedia Pustaka Utama</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Gagas media</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Kata Kita</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Terrant Books</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Grasindo</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Leutika Publisher</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Gong Publisher</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 28px; list-style-image: url(http://3.bp.blogspot.com/_8tkQy1JVYgQ/S-FfAsrpdZI/AAAAAAAABmQ/tlfw4acpH7Y/s1600/tack.png); list-style-type: disc; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Penerbit Andi, dll</span></li>
</ul><div class="MsoNormal" style="line-height: 28px; text-align: justify;"><i><span style="font-family: 'Bookman Old Style', serif; font-size: 12pt; line-height: 32px;">Udah jangan berkhayal mulu. Bikin mimpimu jadi nyata!!!!</span></i></div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-69208572020564792712011-09-26T13:05:00.000-07:002011-09-26T13:21:42.654-07:00Tiga Nilai Plus Google+ Bagi Penulis Fiksi<span class="Apple-style-span" style="background-color: white; color: #333333; font-size: 11px; line-height: 14px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia, 'Times New Roman', serif;"></span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.billigseo.com/blogg/wp-content/uploads/2011/07/google-Pluss.jpg" /></span></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berikut ini 3 nilai plus yang menjadi alasan saya merekomendasikan Google+ kepada para <em style="line-height: 16px;">penulis fiksi</em>.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><strong style="line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">1. Personal Branding</span></strong></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em style="line-height: 16px;">Google+</em> selangkah lebih maju dalam membangun personal brand penggunanya ketimbang facebook dan twitter.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Mari kita lihat twitter. Maksimal 140 karakter memungkinkan siapa saja bisa berkicau disana. Tak heran bila <em style="line-height: 16px;">liniwaktu</em> bergerak demikian cepatnya. Info ‘launching buku’ anda tenggelam hanya dalam hitungan menit ditengah keriuhan ratapan, umpatan kepada pemerintah, doa kepada Tuhan, atau ‘<em style="line-height: 16px;">tweeps yang budiman</em>’ (apa anda familiar dengan tweet ini?).</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Facebook memang menyediakan fan page buat membangun basis penggemar. Namun susah merawat halaman penggemar disaat bersamaan kita juga punya laman pribadi. Lagipula tampilan fan page hampir serupa dengan laman pribadi.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Google+ menyediakan halaman <strong style="line-height: 16px;">profil</strong> yang terdiri dari halaman <em style="line-height: 16px;">entri, ihwal, foto</em> dan <em style="line-height: 16px;">video</em>. Desain Halaman <strong style="line-height: 16px;">ihwal</strong> (<em style="line-height: 16px;">about</em>) mendukung penuh upaya penggunanya dalam rangka membangun personal brand. Anda bisa menuliskan tagline dibawah nama anda, misalnya anda menulis: <em style="line-height: 16px;">“Cerpenis, penulis buku XYZ, juga menyediakan jasa editing dan kursus menulis online 24 jam”.<strong style="line-height: 16px;"> </strong></em>Tagline seperti itu memudahkan orang-orang mengidentifikasi personal brand anda dalam sekali tatap saja.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><em style="line-height: 16px;">Google+</em> juga menyediakan ruang horizontal tepat dibawah tagline. Tempat dimana anda dapat memajang 5 foto secara berderet. Sebaiknya anda memanfaatkan fasilitas ini –misalnya- untuk memajang sampul buku, logo produk, award atau foto suasana kursus menulis yang pernah anda selenggarakan.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Masih pada <em style="line-height: 16px;">halaman Ihwal</em>. Dibawah deretan foto tersedia ruang pendahuluan, dimana G+ membolehkan pengguna untuk mendeskripsikan apa saja mengenai dirinya. <em style="line-height: 16px;">Google+</em>melengkapi ruang ini dengan fitur yang mirip fitur note pada facebook, seperti; huruf tebal, miring, numbered/bullets list dan tautan/link.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Anda bisa menggunakan ruang itu untuk menulis judul buku yang telah anda terbitkan; menawarkan jasa kursus menulis dan editing; atau daftar award yang pernah anda peroleh. Anda pun bisa menyisipkan link dengan anchor text yang mengarah ke halaman web-blog yang relevan dengan deskripsi anda itu. Misalnya anda mengarahkan pembaca menuju toko buku online yang menjual buku fiksi anda.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Template halaman profil terlihat bersih dengan warna putih dominan. Hanya ada satu sidebar pada sebelah kanan layar dan steril dari iklan (setidaknya sampai hari ini). Tersedia pula fitur Tautan pada samping kiri yang sejajar dengan Pendahuluan . <em style="line-height: 16px;">Google+</em>mempersilahkan anda memasang alamat blog, akun social media anda yang lain, atau link apa saja yang relevan dengan anda.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><strong style="line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">2. Lingkaran Pembaca (Penggemar)</span></strong></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya menemukan banyak penulis –ternama- membuat fans page di facebook selain laman pribadi. Fan page di facebook pada dasarnya berfungsi memisahkan penulis sebagai pribadi dengan penulis sebagai <em style="line-height: 16px;">‘merek’</em>. Kedengarannya cukup merepotkan dari sisi perawatan.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Google+ rupanya memahami kerepotan itu. Anda tidak perlu membuat fan page terpisah. Anda cukup membuat lingkaran khusus pada akun G+ anda, lalu memberinya nama –misalnya-; Lingkaran penggemar. Selanjutnya anda tinggal memasukkan para pembaca atau fans anda ke dalamnya. Selesai. Hanya itu saja.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Fungsi lingkaran G+ memang dirancang memudahkan pengguna membagi konten (teks, foto, link & video) hanya kepada orang-orang (lingkaran) yang relevan. Konten anda tidak bisa dilihat oleh orang-orang diluar lingkaran yang anda pilih. Tersedia opsi centang kepada lingkaran yang mana konten hendak dibagikan sebelum anda menekan tombol<strong style="line-height: 16px;">Berbagi</strong>.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Saya mengamati konsep Lingkaran ciptaan Google mrirp cara kita berhubungan dengan orang-orang dalam kehidupan nyata. Secara alami manusia mengkategorikan, berinteraksi dan berkomunikasi kepada setiap orang dengan cara yang berbeda.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Contohnya, anda hanya membicarakan buku fiksi kepada mereka yang hobby membaca buku fiksi Anda pun cenderung enggan berbagi informasi mengenai pekerjaan anda kepada yang bukan teman sekantor. Nah, fitur lingkaran <em style="line-height: 16px;">Google+</em> bekerja dengan cara seperti itu.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><strong style="line-height: 16px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">3. Promosi Produk</span></strong></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Belakangan facebook kurang nyaman setelah disesaki oleh kerumunan penjual. Tidak adanya ruang terpisah antara dinding publik vs dinding pribadi memungkinkan siapa saja yang ada dalam <em style="line-height: 16px;">friend list</em> leluasa menandai nama anda saat menawarkan produk.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Google menutup keleluasaan tersebut. Loh, kalau begitu tidak mungkin saya mempromosikan novel terbaru saya?</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kebijakan G+ itu justru baik menurut saya. Sebaliknya anda dimudahkan mempromosikan buku atau ebook secara khusus kepada target-target tertentu saja (segmentatif). Anda mestinya memakai konsep pemasaran yang berbeda, saat menawarkan buku kepada masing-masing orang (lingkaran), bukan ? Apakah sama cara anda menjual buku kepada teman dekat dengan orang yang baru saja anda kenal ?</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Selain itu promosi yang anda bagikan di G+ hanya tampil pada laman <em style="line-height: 16px;">Home</em>. Konten anda tidak akan muncul pada halaman profil siapapun yang ada di lingkaran anda. Situasi ini berbeda dengan yang kita temui di facebook. Saya kira Google+ mengutamakan konsep menang-menang antara penjual dengan konsumen.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu bagaimana caranya mempromosikan buku kepada para pengguna G+?</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Minggu lalu saya iseng-iseng menulis sebanyak 1.470 kata pada kotak berbagi. Ternyata bisa. Saya pikir itu ruang promosi yang mustahil anda temukan di facebook, apalagi twitter.. Anda cukup membagikan sinopsis buku terbaru anda kedalam <em style="line-height: 16px;">aliran</em>. Deskripsikan secara lengkap termasuk testimoni orang-orang yang telah membacanya. Anda bisa menulis huruf tebal dan miring guna memberi tekanan pada kata atau kalimat kunci. Membuat jarak antar paragraf pun cukup dengan menekan enter pada keyboard. Hampir tidak ada bedanya jika anda posting di blog.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;">Jujur saya mengakui analisa diatas masih sangat prematur. Belum ada jaminan sosok <em style="line-height: 16px;">G+</em> akan permanen seperti yang terlihat sekarang ini. Konon pihak Google masih menyimpan sejumlah kejutan. Semoga saja kejutan itu demi kepuasan pengguna belaka.</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br />
</span></div></div><div style="line-height: 16px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="text-align: justify;"><br />
</div></div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-90658561878701421852011-09-22T06:35:00.000-07:002011-09-22T06:35:17.851-07:00Manajemen Waktu untuk Menulis ala Annida<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div>Sobat yang sering mengeluh nggak punya waktu luang untuk menulis? Kudu baca tips yang satu ini deh! Jangan sampai kita produktif menghasilkan alasan bukannya produktif menghasilkan tulisan, okeee?<br />
<br />
<strong>1. Luangkan waktu! Bukan menunggu waktu luang!</strong><br />
<br />
<strong> </strong>Menulis butuh komitmen, kalau mengandalkan waktu luang yaa pasti nggak bakal nulis-nulis, jadi rumusnya... harus meluangkan waktu! Masa sih kalah sama para penulis yang udah berkeluarga, punya anak, punya kerjaan bejibun, pergi ke mana-mana, tapi bisa tetap menulis! <br />
<br />
<strong>2. Menulis di tengah-tengah aktivitas rutin!</strong><br />
Yang namanya rutinitas itu melelahkan, jadi.... selingi saja dengan aktivitas menulis! Misalnya, saat sedang mengerjakan tugas di kantor, membuat laporan keuangan laba/ rugi, ambil jeda sejenak, tuliskan uneg-uneg yang mengganjal di hati! Misal: <em>"Gw lagi bikin laporan laba/ rugi perusahaan, menurut gw... mustinya tiap diri kita pun bikin neraca laba/ rugi amalan sehari-hari, jangan baru tau diri sendiri merugi pas udah ketemu malaikat!"</em><br />
<em> </em>Simpel kan? Tapi tulisan tersebut bisa membuat kita lebih memaknai rutinitas kita.<br />
Atau saat sedang makan siang, tuliskan ada kejadian apa aja sih selama perjalanan menuju tempat jajan! Contoh: <em>"Menuju ke tempat nongkrong langganan untuk makan siang, aku ketemu tukang batagor yang gantengnya mirip Morgan Sm*sh! Aku beli batagornya, eeh nggak taunya rasanya aneh banget, gak seenak ngeliat muka abangnya, dasar cuma jual tampang! Bukan jual batagor..."</em><br />
<br />
Percaya deh! Kelak, tulisan-tulisan spontan dan ringan ini justru akan menjadi sumber ide berharga buatmu. <br />
<br />
<strong>3. Setiap hari siap dengan pulpen dan buku di saku!</strong><br />
Kalau nggak punya saku? Ya, simpan di tas!<br />
Ah, ribet... masa musti bawa buku-pulpen ke mana-mana! Ya sudah, pergunakan memo di HP-mu untuk menulis! Permudah saja, jangan dipersulit! Oke? Intinya adalah, kamu tetap bisa menulis di mana pun dan kapan pun, nggak perlu nunggu nanti...<br />
Tau kan bedanya manusia sama komputer?<br />
"Kalo komputer ada tombol ENTER, kalo manusia... adanya ENTAR!"<br />
Kalo entar-entar terus, kapan nulisnya? <br />
<br />
<strong>4. Menulis sebelum tidur!</strong><br />
Setelah seharian beraktivitas, kita bisa meluangkan 10 menit sebelum tidur untuk menulis sejenak. Jangan lupa... manfaat menulis bisa bikin awet muda dan juga buat terapi hati loh! Jadi manfaatkan menulis untuk membersihkan lagi diri kita sehingga fresh esok harinya!<br />
<br />
<strong>5. Menyengaja menulis di tengah malam!</strong><br />
<strong> </strong>Setelah Tahajud, bagus banget kalau kita manfaatin juga untuk menulis! Ide-ide cespleng sering mondar-mandir di sepertiga malam ini! Internetan aja lancar malem-malem... syaraf otak kita juga lancar tuh, apalagi kalau sebelumnya doa dulu mudah-mudahan Ia menghendaki kita jadi penulis besar, hmm...<br />
<br />
6. <strong>Menuliskan apa yang sedang kita minati!</strong><br />
Rumus utama dalam melakukan sesuatu adalah “Cintai apa yang kau lakukan!”<br />
Tapi kalau ternyata kita nggak bisa se-ideal itu, yah sudah di balik saja... “Lakukan apa yang kau cintai!”<br />
Mencintai sesuatu sama saja kita menaruh minat pada hal tersebut, jadi... alih-alih menganggap aktivitas menulis sebagai beban sehingga kita selalu beralasan "nggak punya waktu", mending jadikan hal-hal yang saat ini sedang amat kita cintai/ minati ke dalam sebuah tulisan!<br />
Misalnya saat ini kita lagi tertarik banget dengan yang namanya gempa dan tsunami, ya sudah tulis saja tentang hal itu! Atau, kebetulan kita lagi ngebet banget pengen nikah tapi belum dapet-dapet calonnya, ya udah... tulis aja tentang "Detik-detik penantian menuju pelaminan", hehe...<br />
Bagi peminat musik, tulislah tentang musik! Bagi peminat komik, tulislah sesuatu tentang komik, misalnya... manfaat komik dalam membangun mental pembacanya, atau... tulis fiksi mengenai penggila komik yang mendapat banyak pengetahuan justru dari komik, bukan dari buku pelajaran (nah loh...), itu cuma contoh looh!<br />
Yang jelas, menulis itu asyik, jadi tulislah apa yang menurutmu asyik untuk ditulis!<br />
<br />
Yess! Nulis aahh...<br />
<br />
Sumber; http://www.annida-online.com/artikel-2761-Manajemen%20Waktu%20untuk%20Menulis.html</div></div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-64808405443542250982011-09-22T06:34:00.000-07:002011-09-22T06:34:18.593-07:00Percakapan Anak 4L4Y dengan Orang Biasa (Dijamin Ngakak)<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><span style="font-size: large;"><strong> Percakapan Anak 4L4Y dengan Orang Biasa (Dijamin Ngakak)</strong></span><br />
<br />
<strong>*Catatan ini saya <em>copas</em> dari kiriman seorang temen yang sama-sama menyuarakan "ANTI ALAY", Sumpah! GOKIL PISAN *hahaahaa. (ngakak guling-guling)</strong><br />
<br />
<br />
gak ada angin gak ada ujan tiba tiba di Hpnya si B<br />
(bukan nama sebenarnya, lagian tega amat kalo ada orangtua yang ngasih nama anaknya "Be")<br />
muncul sms dr nomer yang gak dikenal....<br />
...<br />
A = Alluw kag! Leh knal? Ap kBrx?<br />
<br />
B = Wa'alaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh. ..<br />
Dengan hormat, sampainya pesan ini, saya akan memberitahukan bahwa kabar saya baik-baik saja....<br />
Maaf beribu-ribu maaf, Ini gerangan nomer siapa ya?<br />
Kok acap kali sms nomernya ga ke save ya? (bales sepanjang mungkin)<br />
<br />
A = Owh ea muuph lupa ng@s1h s4L4m,,,, Ini EnDoet LuThuwna EmbeM C@ianK<br />
Cmu@na. Inged gag kag? Eh, kug blzna pjg bgd ch? Gi ng4ps?<br />
<br />
B = Yaiyalah panjang.... Lagian ga dibayar perhurup inih! Gw lagi mabok<br />
nerjemahin kata2 lo nih. Keypadnya ilang2an ya? Oh elo.... Eh, siapa tadi?<br />
Tembem semua? Perasaan temen-temen gw kalopun ada yang tembem paling<br />
sebagian dipipi doang. Ga sampe seluruh badan dah.<br />
<br />
A = Huft ...Plz dund...bkn t3mb3m cmu4, tp ’emb3m c@iank cMuana’. W AD<br />
klaz xmp lw dlu. J4h@d bgd d3ch......fufufuuu :’(<br />
<br />
B = Yeeee mana gw apal. Adek kelas gw kan ada banyak. Bayangin misal<br />
sekelas ada 25 murid cewe. Dikali 9 kelas. Nah, itung ndiri dah tuh ada<br />
berapa! Itu belom dari sekolah2 laen. Mereka kan gw anggep adek kelas gw<br />
semua walopun mereka ga nganggep gw. Coba? Masa iya gw apalin atu2. Lu<br />
kira gw petugas sensus! Eh itu sebenernya huruf ’a’ mau lo ganti apasih?<br />
Jadi angka 4 apa a keong (@)? Satu aja ribet apalagi dua gw bacanya.<br />
Plin-plan lo ah<br />
<br />
A = Ea mu’uph kag.... Abzn udh kbi@s44n kag. Jng mrh dund... hix... hix...<br />
Oh ea y.. Kn ad bnyk ea... muv dh muv.. Eh kag, w inged loh qt dlu prNh<br />
kut xkul PeNcak sLt bReng jG.<br />
<br />
B= Jorok lo ah<br />
<br />
A = Pencak SILAT kak!!!<br />
<br />
B = Ooohhh.... Nah itu bisa nulis bener<br />
<br />
A = Tp w kluwar paz 5aBuk quNink. Gag kwt. Uji4nna bRad bGd<br />
<br />
B = Gw ga pernah ikut pencak silat. Gw ikut cheers. Yang dipaling atas<br />
formasi piramida kan gw. Lagi pula kalo gw ikut pencak silat, sabuknya ga<br />
muat.<br />
A = Iyh yng bn3r kag? Bc4nd@ aj dh wkwkwkwkwkwkwkwkwk! !!<br />
<br />
B = Etdah lo ketawanya serem amat kayak burung gagak.<br />
<br />
A = Eh kag BTW n0m3r hpx kog ckep amad ch? Ky orangx<br />
<br />
B = Nama gw bukan betawi.<br />
<br />
A = Mksd w ’by the way’<br />
<br />
B = Kenapa emang JALANnya?<br />
<br />
A = OMONG-OMONG! !!!<br />
<br />
B = Oh... ga tau nih.. Beruntung aja dapet nomer bgini<br />
<br />
A = Dpt dri m4n4 kag?<br />
<br />
B = Hadiah es orson. Penting amat<br />
<br />
A = Kag kuq fesbukx lum d k0nfr1m?<br />
<br />
B = Confirm! Bukan Kon-frim! Oh yang foto profilnya dari atas sambil<br />
manyun2 itu lo ya? Gw kira fanpage-nya Suneo. Belom-belom. Ntar deh kalo<br />
angel foto lo udah bener. Eh, unyeng2 lo ada 5 ya? Ampe keliatan. Banyak<br />
amat. Situ pake ekstensen unyeng2?<br />
<br />
A = Iyh ka2g bC@nd4 aj@ dh. 1tukan age’ ngetrend kag futu dri @ta5. Mak1n<br />
gaG kli4t@n mukax, makin keyenz!<br />
B = Yaiyalah. Gimana mau keren kalo muka lo keliatan. Coba dong<br />
sekali-sekali foto profilnya diganti pake fotokopi. Burem, perkecil,<br />
bolak-balik. gitu.<br />
<br />
A = Mangx uj14n!<br />
<br />
B = Biar ga keliatan muke lu. Katanya makin ga keliatan makin kerennn...<br />
Gw yakin asli lo ga sebagus di foto kan? Nih udah gw confirm. Eh, itu<br />
foto2 lo banyak banget yang jari tangan angka satu dimulut. Lagi ngelonin<br />
orok sapa lo? ya ampun.. Lo ga juling foto dari atas semua?<br />
<br />
A = Gag. Udh b1aza k0g. Eh, kag mang gi onlen ea? Onlen d kul ap dihumz?<br />
<br />
B = Eh kalo bahasa alaynya �onlen di WC SPBU� apaan? Salah semua tuh<br />
option lo<br />
<br />
A = Ih... kakak joyokkkk...<br />
<br />
B = Kadir ga diajak?<br />
<br />
A = Itu Doyok kaaaggg.... Yah, w lgi gaG onlen niyh kag. Cb klo qt sm�<br />
onlen, kn bs chat b4r3ng<br />
<br />
B = Kita? Lo aja kali ama kawan2 lo. Lagian yang minta lo biar onlen<br />
sapeh?!<br />
<br />
A = Hix..Hix...Jahad :’( Kag kug lum bubu siyh? Kn udh mlm. Mang lum<br />
ngantug ea?<br />
<br />
B = Gw ga pernah ikut MLM deh<br />
<br />
A = ’Malem’ Kag maksudx....<br />
<br />
B = Udah gede ini. Lagian sembari ngelembur ngerjain tugas nih.<br />
<br />
A= Cemangadh!<br />
<br />
B = Hdagnamec<br />
<br />
A = Paan tuch Kag???<br />
<br />
B = Tulisan lo gw balik. Bingung gw nanggepin bahasa lo. Eh tulisan lo<br />
bisa di normalin dikit ga? Sedikiiit aja demi gw<br />
A = Oh ea deh kag..<br />
<br />
B = Eh, ko gw baca status-status lo semuanya ngambil dari lirik-lirik lagu<br />
ya??? Keabisan ide lo? Mana udah di ’Like’-in sendiri, trus ga ada yang<br />
comment pula.<br />
<br />
A = Eaaa... Abisan w suka bgd kag sm lgu it. Co cweet bgd dech. It jga da<br />
lgu� knangan sm mantan w dlu<br />
<br />
B = (Emang gw pikirin).<br />
<br />
A = Ohiya kag! Bsk lusa jm 9 pgi d �salah satu stasiun tv� nntn w ya!<br />
<br />
B = Itu kan acara live musik itu kan?! Yang penontonnya satu panggung sama<br />
artis/bandnya. Trus sambil nari2 kompak banget dibelakangnya. Lo jadi<br />
artis toh sekarang? Grup band lo apa namanya? Salut gw. Pasti lo jadi<br />
vokalisnya ya? Apa lo soloist?<br />
<br />
\A = Bukan kag, gw jadi penontonx.<br />
<br />
B = Huh?!!!!!!! (Keselek)<br />
<br />
A = Ea, yng pnting msk tv kag! Gw ma rombongan udh nyiapin tarianx lho<br />
kag. Biar kompak nnti narix. Nama tarianx �Ngucek-Jemur- Ngucek-Jemur�. Tau<br />
dund kag ky gmana. Gag ngaruh deh mw bandx apa aliranx apa.<br />
<br />
B = Trus kalo bandnya metal gimana??? Masa lo mau tetep joget<br />
�Ngucek-Jemur�?<br />
<br />
A = Ya gag ap kag. Lgan band metal mah gag mgkin d hadirin kag. Kyk ga tau<br />
aja kag..<br />
<br />
B = Yaudah deh, selamat joget ya. Kakak mo tidur dulu. Oia, besok lusa,<br />
pagi2 kakak ga bisa nonton situ joget �Ngucek-Jemur�. Soalnya kakak sibuk<br />
mau bikin anyam2an sedotan. Babay!<br />
<br />
A = Bye... Met bubu kag. Eh kag, ntr jm2 bolax pa?<br />
<br />
B = Hah?! Lo suka nonton bola pagi2 juga?<br />
A = Yaelah bgadang nntn bola wajar x kag<br />
<br />
B = Lo cowo apa cewe sih?!<br />
<br />
A = Cow. Mang np?<br />
<br />
B = Lah itu foto2 difesbuk?!<br />
<br />
A = Itu mantan� w kag. Fto w d album �Juzt Me�<br />
<br />
B = ............ ......... ......... .......<br />
<br />
A = Kag?<br />
<br />
B = Eh iya sori. Udahan dulu ya. Gw baru ngeliat UFO nih. Bye!<br />
<br />
<em>*tulisan alay merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lho? hahaa</em></div></div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-68948863667628181292011-09-22T06:33:00.000-07:002011-09-22T06:33:21.898-07:00Senangnya Punya Banyak Temen<div style="text-align: center;"><br />
</div><div style="text-align: center;"> <span class=""><img alt="" class="photo_img img" height="240" src="http://a8.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/198960_1503611770486_1839995898_901040_1484896_n.jpg" width="320" /></span></div><br />
<br />
<h2 class="uiHeaderTitle" style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;">Senangnya Punya Banyak Temen</span></h2>Siapa sih yang nggak pengen punya banyak temen, hari-hari jadi heppy, indah, berwarna. Kita juga bisa jadi orang yang banyak dikenal, punya banyak temen juga suatu prestasi loh… kita bisa bebas milih temen curhat , selain itu kita juga bisa mudah cari bantuan waktu kita butuh pertolongan. Nah pegimane caranya ya biar punya banyak temen nih kiat-kiatnya<br />
<br />
<br />
1. Jadilah Peramah Dan Murah Senyum<br />
<br />
Hadoch… siapa sih yang seneng ngeliat orang galak, jutek bin judes, weleh-weleh yang ada pada milih kabur deh, belum lagi muka yang dilipet-lipet tujuh kagak pernah betul deh tuh muka, emang muka pas-pasan nggak pernah senyum pula hehe, peramah bukan hal yang dosa toh malah kalau kita galak malah bikin dosa karena sering kali nyakitin hati orang, senyum, smile..smile gitu deh kata bulek-bulek, senyum itu ibadah sobat, jadi mari kita tersenyum . Dijamin deh orang-orang pada betah deket kita.<br />
<br />
<br />
2. Perbanyak Pengetahuan, Perluas Wawasan<br />
<br />
Coba deh kalau kita tu lagi bercakap-cakap sama kawan, tapi kita ngomong ini, dia malah bengong nggak ngerti dengan apa yang kita omongin kan nggak asyik, dan oleh karena itu kita mulai perbanyak pengetahuan dan perluas wawasan biar nggak oon gitu hehe, perbanyak baca buku, cari berita diinternet dan lain sebagainya<br />
<br />
<br />
3. Suka Nongolin Diri Di Acara-Acara Atau Ikut Organisasi<br />
<br />
Kalau kerjaannya diem anteng dirumah, ah mana bisa punya banyak temen sering-sering tu keacara disekolah atau ikut ekskul apa aja yang disuka sekalian ke acara kondangan juga sebagai pelengkap hehe tapi bukan berarti kerjaan kita keluyuran mulu ada batasnya , diam dirumah juga ada batesnya semuanya harus seimbang.<br />
<br />
<br />
4. Jaga Penampilan Dan Kebersihan<br />
<br />
Sapa sih yang mau deket-deket orang jorok, nggak pernah mandi, nggak pernah sikat gigi, kelaut aja deh sob. Ni yang biasanya mandi sekali dua hari tendang jauh-jauh tu kebiasaan itu, bukannya kebersihan adalah sebagian dari iman, jadi rajin-rajin deh bersihin badan.<br />
<br />
<br />
5. Kocok Perut Temen-Temen<br />
<br />
Ini nggak wajib deh kan nggak semua orang berbakat kayak Sule atau Om Komeng, tapi semampu kita deh ngelawak buat temen kita biar nggak garing deket-deket kita kan nggak seru tuh kalau ngobrolnya standar-standar aja.<br />
<br />
<br />
Terakhir buat sobat semua kalau udah punya banyak temen jangan suka hura-hura membuang waktu dan uang dengan hal-hal yang tidak penting, inget punya banyak temen jadikan sebagai keberkahan bukan untuk membuat diri sendiri merugi oke…. Sekian dari saya semoga bermanfaat.(Dede Yunita)<br />
<span class=""><br />
</span>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-26593568431659646982011-09-22T06:23:00.001-07:002011-09-22T06:23:23.428-07:00Penggunaan Tanda Baca<div class="uiHeader uiHeaderBottomBorder mbm"><div class="clearfix uiHeaderTop"><div class="uiHeaderActions rfloat"><form action="/editnote.php" method="post"></form></div><div><h2 class="uiHeaderTitle">Penggunaan Tanda Baca</h2></div></div><div class="clearfix"><div class="mbs uiHeaderSubTitle lfloat fsm fwn fcg"><br />
</div></div></div>1. Tanda Titik (.)<br />
<br />
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan contoh: Saya suka makan nasi.<br />
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.<br />
<br />
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. contoh:<br />
• Irwan S. Gatot<br />
• George W. Bush<br />
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa<br />
<br />
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh:<br />
• Dr. (Doktor)<br />
• Ny. (Nyonya)<br />
• S.E. (Sarjana Ekonomi)<br />
<br />
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh:<br />
• dll. (dan lain-lain)<br />
• dsb. (dan sebagainya)<br />
• tgl. (tanggal)<br />
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.<br />
<br />
5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar. contoh:<br />
I. Penyiapan Ulangan Umum.<br />
A. Peraturan.<br />
B. Syarat.<br />
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.<br />
Contoh:<br />
• 1.1<br />
• 1.2<br />
• 1.2.1<br />
<br />
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)<br />
<br />
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. contoh:<br />
• Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.<br />
• Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.<br />
<br />
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat. contoh:<br />
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)<br />
• UUD : (Undang-Undang Dasar)<br />
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)<br />
• WHO : (World Health Organization)<br />
<br />
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh:<br />
• Cu (Kuprum)<br />
• 52 cm<br />
• l (liter)<br />
• Rp 350,00<br />
<br />
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya. contoh:<br />
• Latar Belakang Pembentukan<br />
• Sistem Acara<br />
<br />
11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. contoh:<br />
• Jalan Kebayoran 32<br />
• Jakarta, 3 Mei 1997<br />
• Yth.Sdr.Ivan<br />
Jalan Istana 30 Surabaya<br />
<br />
2. Tanda Koma (,)<br />
<br />
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.<br />
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.<br />
<br />
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.<br />
<br />
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. contoh:<br />
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.<br />
• Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.<br />
<br />
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.<br />
<br />
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. contoh:<br />
• Oleh karena itu, kamu harus datang.<br />
• Jadi, saya tidak jadi datang.<br />
<br />
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh:<br />
• O, begitu.<br />
• Wah, bukan main.<br />
<br />
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".<br />
<br />
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. contoh:<br />
• Medan, 18 Juni 1984<br />
• Medan, Indonesia.<br />
<br />
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.<br />
<br />
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.<br />
<br />
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh: Rinto Jiang,S.E.<br />
<br />
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. contoh:<br />
• 33,5 m<br />
• Rp 10,50<br />
<br />
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.<br />
<br />
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.<br />
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.<br />
<br />
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.<br />
<br />
3. Tanda Titik Koma (;)<br />
<br />
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.<br />
<br />
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.<br />
<br />
4. Tanda Titik Dua (:)<br />
<br />
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. contoh:<br />
• yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.<br />
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.<br />
<br />
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. contoh:<br />
Ketua : Borgx<br />
Wakil Ketua : Hayabuse<br />
Sekretaris : Ivan Lanin<br />
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot<br />
Bendahara : Rinto Jiang<br />
Wakil bendahara : Rex<br />
<br />
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. contoh:<br />
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"<br />
Rex : "Siap, Boss!"<br />
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan. contoh:<br />
(i) Tempo, I (1971), 34:7<br />
(ii) Surah Yasin:9<br />
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.<br />
<br />
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.<br />
<br />
5. Tanda Hubung (-)<br />
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. contoh:<br />
....dia beli ba-<br />
ru juga.<br />
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.<br />
contoh:<br />
.... masalah i-<br />
tu akan diproses.<br />
<br />
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris. contoh:<br />
.... cara baru meng-<br />
ukur panas<br />
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.<br />
contoh:<br />
.........mengharga-<br />
i pendapat.<br />
<br />
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. contoh: anak-anak<br />
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.<br />
<br />
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. contoh: p-e-n-g-u-r-u-s<br />
<br />
5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. bandingkan:<br />
• ber-evolusi dengan be-revolusi<br />
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).<br />
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah<br />
• PN dengan di-PN-kan.<br />
<br />
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata. contoh:<br />
• se-Indonesia<br />
• hadiah ke-2<br />
• tahun 50-an<br />
• ber-SMA<br />
• KTP-nya nomor 11111<br />
• bom-V2<br />
• sinar-X.<br />
<br />
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh:<br />
• di-charter<br />
• pen-tackle-an<br />
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).<br />
<br />
6. Tanda Pisah (—)<br />
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar<br />
-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.<br />
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera<br />
<br />
2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.<br />
contoh:<br />
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.<br />
<br />
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.<br />
contoh:<br />
• 1919—1921<br />
• Medan—Jakarta<br />
• 10—13 Desember 1999<br />
<br />
7. Tanda Garis Bawah (_)<br />
<br />
8. Tanda Elipsis (...)<br />
Tanda ini dinyatakan dengan menggunakan tiga titik, untuk mengekspresikan jeda dan keheningan agak panjang dalam sebuah kalimat, agar pembaca dapat memahami situasi yang hening atau menunggu. Tanda ini juga digunakan untuk menggambarkan bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan berbisik atau suara yang pelan sekali. Pada penulisan petikan langsung jika tanda elipsis diulang-ulang beberpa kali berarti bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan terbata-bata dan sangat pelan.<br />
<br />
9. Tanda Tanya (?)<br />
Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut.<br />
<br />
10. Tanda Seru (!)<br />
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh:<br />
• Alangkah mengerikannya peristiwa itu!<br />
• Bersihkan meja itu sekarang juga!<br />
• Sampai hati ia membuang anaknya!<br />
• Merdeka!<br />
<br />
11. Tanda Kurung ((...))<br />
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Misalnya:<br />
• Bagian Keuangan sudah selesai menyusun anggaran tahunan kantor yang akan dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) besok<br />
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya:<br />
• Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.<br />
• Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.<br />
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya:<br />
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)<br />
• Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.<br />
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya:<br />
• Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.<br />
<br />
12. Tanda Kurung Siku ([...])<br />
Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh:<br />
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".<br />
<br />
13. Tanda Kurung Lancip (<...>)</...><br />
Biasa digunakan di bahasa komputer HTML<br />
<br />
14. Tanda Kurung Kurawal ({...})<br />
biasa digunakan untuk menyatakan notasi matematika<br />
<br />
15. Tanda Kurung Ganda («...»)<br />
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer<br />
<br />
16. Tanda Petik ("...")<br />
<br />
1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan. contoh: kata Ketua, "Kita akan segera berangkat besok."<br />
<br />
17. Tanda Petik Tunggal ('...')<br />
Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini.<br />
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.<br />
Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.<br />
<br />
18. Tanda Ulang (...2)<br />
Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:<br />
• Buku-buku (bukan "buku2")<br />
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")<br />
penggunaan tanda ulang (...2) biasanya dipakai oleh seorang notulen untuk menyingkat kata ulang.<br />
<br />
19. Tanda Garis Miring (/)<br />
Biasa digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh:<br />
• Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)<br />
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh:<br />
• RT/RW<br />
• AC/DC<br />
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).<br />
<br />
20. Tanda Garis Miring Terbalik (\)<br />
<br />
21. Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(')<br />
<br />
<br />
Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.<br />
<br />
• Dia mengantuk<br />
• Kita harus bekerja keras<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.<br />
• Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"<br />
• Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!"<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.;<br />
• Allah<br />
• Yang Maha Pengasih<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.<br />
• Haji Agus Salim<br />
• Presiden Soekarno<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.<br />
• Ia Gubernur DKI Jakarta<br />
• Bapak Menteri Hari Sabarno<br />
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!<br />
• "Siapakah gubernur yang baru saja dilantik itu?"<br />
• Brigadir Jendral Sugiarto baru dilantik menjadi mayor jendral.<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.<br />
• Ricky Setiawan<br />
• Vieta Fitria Diani<br />
• Muhammad Alif Atma Ain Azza<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.<br />
• suku Sasak<br />
• bangsa Indonesia<br />
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!<br />
• mengindonesiakan kata asing<br />
• keinggris-inggrisan.<br />
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai untuk kata 'bangsa', 'suku', dan 'bahasa' yang mengawali sebuah nama.<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.<br />
• Bandung Lautan Api<br />
• Proklamasi Kemerdekaan<br />
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!<br />
• memproklamasikan kemerdekaan<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi<br />
• Asia Tenggara<br />
• Jazirah Arab<br />
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!<br />
• Berlayar ke teluk.<br />
• Pada hari minggu ku turut ayah ke kota.<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.<br />
• Departemen Pendidikan Nasional<br />
• Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak<br />
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!<br />
• Menurut undang-undang dasar kita<br />
• Menjadi sebuah republik<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.<br />
• Dari Ave Maria ke Jalan Lain Menuju Roma<br />
• Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Umum<br />
<br />
Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.<br />
• Dr. = Doktor<br />
• dr. = Dokter<br />
<br />
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.<br />
• Kapan Bapak berangkat?<br />
• Surat Saudara sudah saya terima.<br />
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.<br />
• Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.<br />
• Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.<br />
<br />
Huruf kapital dipakai untuk menyebutkan judul karya ilmiah (bukan judul buku).<br />
• PENELITIAN BAWANG GORENG<br />
Catatan: Jika judul karya ilmiah itu memiliki kata konjungsi (kata penghubung), maka huruf kapital hanya diberikan di huruf pertama setiap kata, sementara huruf pertama kata konjungsi tetap menggunakan huruf kecil.<br />
• Penelitian Tentang Gempa Aceh dan Yogyakarta.<br />
<br />
Penulisan kata<br />
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.<br />
<br />
1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.<br />
2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)<br />
<br />
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].<br />
<br />
2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi<br />
<br />
3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.<br />
<br />
4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.<br />
<br />
5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.<br />
<br />
3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (centang-perenang, sayur mayur).<br />
<br />
4. Gabungan kata atau kata majemuk<br />
<br />
1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.<br />
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.<br />
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.<br />
<br />
5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.<br />
<br />
6. Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.<br />
<br />
7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.<br />
<br />
8. Partikel<br />
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.<br />
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.<br />
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.<br />
<br />
9. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.<br />
<br />
10. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.<br />
Kata turunan<br />
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.<br />
Jenis imbuhan<br />
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:<br />
1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.<br />
<br />
1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-<br />
2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya<br />
<br />
2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.<br />
1. ber-an dan ber-i<br />
2. di-kan dan di-i<br />
3. diper-kan dan diper-i<br />
4. ke-an dan ke-i<br />
5. me-kan dan me-i<br />
6. memper-kan dan memper-i<br />
7. pe-an dan pe-i<br />
8. per-an dan per-i<br />
9. se-nya<br />
10. ter-kan dan ter-i<br />
<br />
3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).<br />
1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.<br />
2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.<br />
<br />
<br />
Awalan me-<br />
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:<br />
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.<br />
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.<br />
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.<br />
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.<br />
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.<br />
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.<br />
<br />
Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:<br />
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.<br />
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.<br />
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.<br />
Aturan khusus<br />
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:<br />
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)<br />
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-63753366229700504472011-09-22T06:22:00.000-07:002011-09-22T06:22:18.396-07:00EVENT CERITA DARI HATIKU UNTUK IBU (DL 15 OKTOBER)<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div>Dalam rangka menyambut hari ibu yang akan jatuh pada tanggal 22 Desember 2011 mendatang, saya akan mengadakan event cerpen dari hati untuk ibu. Duapuluhlima (25) cerpen akan dibukukan.<br />
Syarat lomba:<br />
<ol><li>Lomba terbuka untuk umum dan segala usia dari seluruh Indonesia baik yang tengah study atau bertugas di luar negeri</li>
<li>Lomba dibuka tanggal 03 Agustus 2011 dan di tututp tanggal 15 oktober 2011 pukul 23:00 WITA (lewat dari waktu tersebut naskah dinyatakan gugur).</li>
<li>Tema cerita: IBU (tokoh utama boleh seorang ibu atau bukan) </li>
<li>Judul bebas namun tetap mengacu pada tema dibutir 3. Judul bisa menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing.</li>
<li>Naskah harus berupa cerpen (boleh kisah nyata atau fiksi, diutamakan yang inspiratif)</li>
<li>Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 naskah terbaiknya.</li>
<li>Naskah ditulis dalam bahasa yang baik, benar, dan literer (indah) dengan memeperhatikan EYD.</li>
<li>Naskah yang dilombakan harus asli, bukan jiplakan atau saduran serta belum pernah dipublikasikan di media cetak lokal maupun nasional atau di media elektronik (Blog, Facebook, Frienster, atau media online lainnya yang memberikan fee)</li>
<li>Ketentuan Naskah:<ol><li>Ditulis di atas kertas kuarto atau A4, spasi 1,5, font Times New Roman size 12, margin kiri-kanan-atas-bawah 3, justify </li>
<li>Simpan naskah dalam bentuk RTF</li>
<li>Panjang naskah 5-7 halaman (tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih)</li>
<li>Tulis di halaman terpisah biodata singkat berbentuk narasi maksimal 100 kata serta foto close up penulis.</li>
<li>Kirim naskah beserta lampirannya (biodata+foto) dalam bentuk attactmen ke email: <strong>antologibersama.untukibu@gmail.com</strong> dengan subject: <strong>CERPEN-judul cerpen-nama penulis</strong></li>
<li>Seleksi tahap pertama (lolos administrasi kelengkapan dan memenuhi syarat) tanggal 20 oktober 2011, seleksi tahap kedua, seleksi final (pengumuman para nominasi) tanggal 31 oktober 2012</li>
<li>Akan diambil 25 cerpen yang akan dibukukan bersama cerpen para dewan juri (masih dalam konfirmasi). Tiga naskah terbaik akan mendapatkan hadiah yang akan diberitahukan selanjutnya (dalam proses melobi sponsor)</li>
<li>Keputusan juri bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat</li>
<li>Naskah yang masuk menjadi hak panitia namun hak cipta tetap pada penulis</li>
<li>Naskah akan ditawarkan ke penerbit mayor dan jika tidak akan diterbitkan secara indie</li>
<li>Royalti sepenuhnya akan disumbangkan kepada anak yatim-piatu dan mereka yang kurang mampu.</li>
<li>Informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi facebook penyelenggara di <strong>Kim Faira (Faira Ismail)</strong></li>
<li>Posting info lomba ini dengan mengetag Faira Ismail dan minimal 20 orang teman lainnya. Bagi yang belum berteman dangan Faira Ismail silahkan meng-add di link berikut: http://www.facebook.com/profile.php?id=100002555212757</li>
<li>Panitia berhak membatalkan keputusannya apabila dikemudian hari diketahui naskah nominator merupakan jiplakan atau saduran dan pernah dipublikaasikan</li>
<li>Kriteri Penilaian </li>
</ol></li>
</ol> Kesesuaian dengan tema Kedalaman pesan yang disampaikan EYD<br />
<br />
Duapuluh lima nominator akan mendapatkan masing-masing 1 buku antologi bersama.<br />
<br />
Terimakasih! Semoga apa yang akan kita lakukan bisa menjadi kado terindah untuk ibu kita dan mereka yang kurang mampu,aamiin.^^</div></div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-20207452636208951262011-09-22T06:16:00.000-07:002011-09-22T06:16:15.547-07:00Alamat Media<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"><b> ALAMAT MEDIA</b></span></div><br />
Setelah baca document yang satu ini, saya berharap tidak ada lagi Sobat FTS yang minder untuk unjuk gigi di media. Udah sih! Kalau minder, takut, belum berani, takut ditolak, dan segala tetek bengeknya selalu kamu jadiin kambing hitam untuk gak mau mengirim karya ke media, trus salah siapa? salah gue? salah orang tua gue? salah temen-temen gue? temen SD gue? temen-temen SMP gue?<br />
<br />
Semua sih terserah kamu, yang lain udah pada lari kuenceng, sementara kamu masih bergulat dengan kata yang namanya minder? Hei! Seberapa hebat sih kata minder itu? Sampai-sampai melumpuhkan keberanian kamu buat eksis di media massa.<br />
<br />
Mulai detik ini, katakan "GUE BISA! LIAT AJA, DALAM BULAN INI KARYA GUE HARUS NAMPIL DI MEDIA!", berikut saya kasih informasi yang pasti bikin kalian tambah semangat buat nulis;<br />
<br />
<br />
BERIKUT alamat-alamat email redaksi koran, majalah, jurnal dan tabloid yang menerima kiriman cerpen. Anda yang mengetahui info terkini terkait alamat-alamat email redaksi dimohon bantuannya dengan menuliskannya pada komentar Anda.<br />
Selamat Menulis Kreatif!<br />
<br />
1. Republika<br />
sekretariat@republika.co.id<br />
2. Kompas<br />
opini@kompas.com, opini@kompas.co.id<br />
3. Koran Tempo<br />
ktminggu@tempo.co.id<br />
4. Jawa Pos<br />
dos@jawapos.co.id, editor@jawapos.co.id<br />
5. Suara Merdeka<br />
triwikromo@yahoo.com<br />
6. Suara Pembaruan<br />
koransp@suarapembaruan.com<br />
7. Suara Karya<br />
amiherman@yahoo.com<br />
8. Jurnal Nasional<br />
tamba@jurnas.com<br />
9. Jurnal Bogor<br />
donyph@jurnas.com<br />
10. Seputar Indonesia<br />
donatus@seputar-indonesia.com<br />
11. Pikiran Rakyat<br />
khazanah@pikiran-rakyat.com<br />
12. Kedaulatan Rakyat<br />
redaksi@kr.co.id<br />
13. Sinar Harapan<br />
redaksi@sinarharapan.co.id<br />
14. Tribun Jabar<br />
cerpen@tribunjabar.co.id<br />
15. The Jakarta Post (English)<br />
editorial@thejakartapost.com<br />
16. Surabaya Post<br />
redaksi@surabayapost.info<br />
17. Lampung Post<br />
lampostminggu@yahoo.com<br />
18. Bangka Pos<br />
redaksi@bangkapos.co.id<br />
19. Riau Pos<br />
redaksi@riauposonline.com, habeka33@yahoo.com<br />
20. Sumut Pos<br />
redaksi@hariansumutpos.com<br />
21. Global Medan<br />
tejapurnama@yahoo.com<br />
22.<br />
Berita Pagi<br />
huberitapagi@yahoo.com<br />
23. Padang Ekspres<br />
redaksi@padangekspres.co.id<br />
24. Jurnal Cerpen<br />
jurnalcerpen@yahoo.com<br />
25. Majalah Horison<br />
horisoncerpen@centrin.net.id, horisonpuisi@centrin.net.id, horisonesai@centrin.net.id dan kakilangit@centrin.net.id (khusus memuat karya-karya pelajar setingkat SMA)<br />
26. Majalah Sabili<br />
elkasabili@yahoo.co.id<br />
27. Majalah Ummi<br />
kru_ummi@yahoo.com<br />
28. Majalah Femina<br />
kontak@femina-online.com, kontak@femina.co.id<br />
29. Majalah Story<br />
story_magazine@yahoo.com<br />
30. Tabloid Nova<br />
nova@gramedia-majalah.com<br />
<br />
CONTOH PENGANTAR PENGIRIMAN<br />
[1] Ada contoh bagus dari almarhum Kuntowijoyo, yang dicuplik pengasuh Horison pada cover majalah itu, Mei 2005.<br />
Assalamu’alaikum w.w.<br />
Redaksi Horison Yth.<br />
Bersama ini saya kirimkan naskah “Maklumat Sastra Profetik”, meskipun terlalu panjang untuk format majalah. Karena itu, mohon jangan merasa di-faith accompli dan dipaksakan pemuatannya. Anggap saja kiriman ini sekadar sebagai pemberitahuan bahwa saya sudah menuliskannya.<br />
Semua itu saya kerjakan, karena saya terlanjur dikabarkan—terutama lewat Horison—sebagai penganjur Sastra Profetik. Dan saya merasa “berdosa” kalau tidak saya kirim ke Horison terlebih dahulu. Sekali lagi, jangan segan-segan untuk TIDAK MEMUAT.<br />
Mohon berita lewat telepon 0274-881-xxx, terutama selepas pukul 8:00 malam.<br />
Wassalamu’alaikum w.w.<br />
Yogyakarta, 1 Februari 2005<br />
Kuntowijoyo<br />
<br />
[2] Ahmadun Yosi Herfanda, (mantan) Redaktur Sastra Republika, pernah menulis begini,<br />
“Berhubung ada perubahan disain dan ukuran huruf untuk rubrik Sastra, maka para penyumbang naskah harap memperhatikan hal-hal sbb.<br />
[a] Panjang naskah Cerpen dan Esei antara 7-8000 karakter (with space), diketik dengan program MSWord, dan tiap judul naskah dalam satu file.<br />
[b] Untuk kolom Oase diutamakan sajak-sajak pendek, panjang tiap sajak tidak lebih dari satu layar MSWord (2-5 bait pendek).<br />
[c] Dalam sekali kirim minimal enam judul sajak, dan dikemas dalam satu file, disertai biografi singkat dan foto diri close up bergaya santai.<br />
[d] Semua naskah harus dikirim melalui email dengan sistem attachments ke sekretariat@republika.co.id ditujukan ke Redaktur Sastra, dan lampiri nomor rekening bank untuk pengiriman honor.<br />
[e] Naskah-naskah yang tidak memenuhi prosedur di atas tidak akan diperhatikan. Terima kasih.<br />
<br />
Udah dulu ah, selamat nulis ^^,</div></div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-19014432840897623652011-09-22T06:13:00.000-07:002011-09-22T06:14:40.231-07:00Bukan Perawan (Radar Banten)<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/300266_1779518587984_1839995898_1203755_8101602_a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="227" src="http://photos-h.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/300266_1779518587984_1839995898_1203755_8101602_a.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi Radar Banten</td></tr>
</tbody></table><div style="text-align: center;"><span style="font-size: x-large;"> <b>BUKAN PERAWAN</b></span></div><div style="text-align: center;"><i>Cerpen Setiawan Chogah</i><b><br />
</b></div><br />
Kota Serang dalam selimut remang-remang. Sendiri, aku masih termenung sepi di sudut malam. Kulirik jam tangan pemberian Ardi di ulang tahunku yang ke dua puluh kemaren. Pukul 00.21. Itu bearti sudah hampir lima jam aku di sini, menanti seseorang yang tak kunjung datang. <i>Arg!</i> Jangan-jangan dia benar-benar sudah tak cinta lagi padaku.<br />
<br />
Kuhirup nafas lebih dalam, satu liter, dua liter udara serasa memenuhi paru-paruku. Lalu kuhembuskan kuat-kuat ke udara lepas. Berharap kegundahanku bisa ikut terbuang, namun ternyata sia-sia. Gelisahku makin lama makin merebak. Seragam putih-putih yang aku kenakkan dibelai angin malam. Mengoyak aroma yang sangat tidak aku suka. Aroma kematian. Tak mau lagi aku sia-sia menunggu Ardi yang tak kunjung datang, aku beranjak dari taman yang hanya dibatasi pagar tembok dengan jalan raya. Lalu-lalang kendaraan mulai sepi. Kota Serang akhirnya benar-benar tidur pulas.<br />
<br />
Ardi. Laki-laki itu telah mencuri separuh tempat di pulau kecil di jantungku. Sebenarnya sudah kulakukan protes setiap kali Ardi merebut pulau itu dariku, namun setiap kali itu juga aku gagal. Aku semakin tak kuasa membendung hasrat bila tangan-tangan kokoh Ardi membelaiku yang pada akhirnya membuat aku terperangkap dalam cinta yang aku sendiri tak sanggup untuk mengungkapkannya.<br />
<br />
Sepasang mata Ardi telah membakarku hingga lemas tak berdaya, bahkan sampai kedua bola mataku kerontang sampai buta. Aku tak lagi mampu melihat jurang pemisah yang begitu dalam memisahkan aku dan Ardi. Cinta kami tak mungkin pernah bisa disatukan. <i>Ah…</i> Andai saja jurang itu tidak pernah ada, tentu aku sudah hidup bahagia dengan Ardi. Laki-laki pujaan hatiku.<br />
<br />
Begitulah Ardi. Sosok laki-laki itu kembali mengusik jiwaku malam ini. Puas mengumpulkan puing-puing kisah tentang Ardi, lagi-lagi aku hanya bisa menarik nafas. Sudah bisa kupastikan, Ardi juga tak akan datang malam ini untuk menemuiku.<br />
<br />
Aku lempar pandangan setinggi mungkin. Di langit hanya ada bulan yang bergelantungan sendirian. Dia pasti amat sepi, sesepi hatiku malam ini.<br />
<br />
Sebenarnya tak ada yang salah dengan aku mencintai Ardi.<i> Toh</i> Ardi juga terang-terangan mencintai aku. Kita sama-sama cinta.<br />
“Aku sungguh mencintaimu, Ri,” begitu kata Ardi padaku.<br />
“Aku juga Ardi. Sampai kapanpun cinta Ardi-Sari tak akan terpisahkan oleh apapun.”<br />
<br />
Sari! Itu adalah namaku. Nama yang sangat manis bukan? Tapi sekali pun nama yang sangat aku sesalkan mengapa papa dan mamaku memberikan aku nama semanis itu. Jadi aku tidak semanis namaku? Tentu! Kenyataannya aku justru bertolak belakang dengan namaku. Aku sangat gagah, macho, dan tampan. Kenapa bisa begitu? Tentu saja bisa. Karena aku adalah laki-laki. Oh Tuhan, mengapa ku harus menjadi seorang laki-laki?<br />
Sebenarnya namaku tidaklah semanis yang kugambarkan seperti sebelumnya itu. Amir Sarifudin. Nama yang sangat maskulin kupikir. Tapi apalah dayaku, aku kini terjebak dalam ikatan terlarang.<br />
<br />
***<br />
Hari ini genap satu bulan aku menjalin cinta dengan Ardi. <i>Ah</i>, aku begitu mencintainya dengan segenap jiwa ragaku. Cintaku pada Ardi melebihi cinta pada siapapun? Bahkan cintaku pada Zakia, cinta pertamaku. Zakia! Nama itulah penyebab semua ini. Perempuan itu yang membuat aku terseret dalam arus panjang kehidupan yang sebenarnya bertentangan dengan naluriku. Namun, sakit hatiku pada Zakia yang tak setia membuat aku tak lagi pernah peduli pada kodrat yang seharusnya tak layak aku permainkan. Zakia yang menghianatiku, dia memilih menikah dengan Bondan. Kawan satu smaku dulu yang kini sudah menjadi juragan besar. Bandar emas yang mengusai hampir separuh pasar emas di <i>Rau Trade Center</i>, pusat perbelanjaan di kota Serang itu. <i>Agr!</i> Persetan dengan Zakia dan suaminya. Aku sudah tidak peduli. Bagiku kini Ardi adalah satu-satunya orang yang layak untuk aku pikirkan.<br />
<br />
Dia hanya laki-laki biasa. Bahkan menurutku terlalu biasa untuk aku cintai hingga sedalam ini. Aku tidak menyadari bagaimana prosesnya sampai aku begitu mengagumi sosok Ardi yang tiba-tiba sangat istimewa di mataku. Memang, sebagai sama-sama mahasiswa membuat kami sering berdiskusi cukup panjang mengenai pelajaran, laporan praktikum bahkan sampai pada masalah tugas akhir. Ardi satu angkatan di atasku. Tepatnya senior. Kedewasaan dan keramahan Ardi yang membuat aku hanyut dalam arus terlarang ini. Awalnya kami memang hanya bercerita seputar masalah perkuliahan. Tapi lama-lama aku suka memperhatian gaya bicaranya yang begitu kharismatik, gaya sisiran rambutnya yang sederhana, sampai senyumnya yang sangat menggoda. Aku sering bertandang ke kost_anya dengan alasan meminta mengajariku tentang tugas kuliah yang aku anggap sulit dan Ardi bisa membantuku, dan aku merasa gelisah bila sehari saja tak melihat Ardi hadir di kampus.<br />
<br />
Hari-hari berlalu, bulan berganti bulan. Kami sering makan bersama di kantin, nonton di bioskop atau sekedar membahas lagu-lagu yang menjadi favorit kami berdua. Ardi menyeruak lembut ke dalam hariku. Mencuri pulau kosong yang dulu aku siapkan untuk tempat tinggalku bersama Zakia dan anak-anak kami. Kelembutanyanya membuat benih-benih cinta tumbuh subur di lahan kosong yang telah ditinggalkan Zakia itu. Kini benih mulai bertunas dan memberikan bunga yang mekar dan harum semerbak. Kedewasaannya memberikan rasa hangat dan nyaman. Rasa yang membuat aku tak lagi merasa gagah dan tampan. Aku jadi lebih mengedepankan intuisi, aku jadi ingin diperhatikan, aku jadi bukan diriku lagi.<br />
<br />
***<br />
Aku menjadi seperti magma yang siap dimuntahkan dari perut bumi. Menghanguskan apa saja yang bisa aku lewati, kekagumanku pada sosok Ardi benar-benar membuat aku telah kehilangan jati diriku sebagai laki-laki. Bagai lidah api, aku mengahanguskan setiap ada yang mencoba menghalangiku mendapatkan cinta Ardi seutuhnya. Pengetahuanku soal agama dan dosa seakan ikut <i>gosong </i>dan hilang tak berbekas di tiup angin. Aku mau melakukan apa saja asalkan bisa bersamanya. Aku ingin menjadi kekasihnya. Kau ingin hari-hariku selalu berdua dengan Ardi. Aku ingin setiap bangun padi Ardi ada di sampingku dan memberikan kecupan hangat di keningku. Aku gila! Benar-benar gila.<br />
Hingga pada satu sudut malam aku harus bertekuk lutut pada cinta Ardi. Saat aku terlempar dalam jurang yang terlalu dalam untuk kembali merambat naik kepermukaan. Hubunganku dan Ardi sudah terlalu jauh. Tapi malam itu Ardi benar-benar membuatku terpuruk.<br />
“Kita harus mengakhiri semua ini, Mir.” Dia menyebutku Amir, bukan lagi Sari.<br />
“Kenapa Di? Bukankah kita sudah saling menikmati hubungan ini?” aku bersuara dalam pertanyaanku.<br />
Ardi tak pernah menjawab. Setiap kali kutanya alasan Ardi mengutarakan kata “sudah” hanya kebisuan yang aku dapatkan. Kau selalu bertanya-tanya. Hingga akhirnya aku lagi-lagi terjatuh dalam kenyataan pahit yang sebelumnya tak pernah terbersit dalam pikiranku.<br />
<br />
Ardi akan menikah!<br />
<br />
Aku sungguh remuk mengetahui kenyataan yang kini benar-benar nyata. Aneh! Aneh tapi nyata. Bagaimana mungkin Ardi yang dulu terang-terangan mencintaiku mengambil keputusan yang membuat aku terluka untuk kedua kalinya.<br />
<br />
Aku tak mengerti jalan pikirannya. Akhirnya aku tahu kalau Ardi ternyata telah dijodohkan orang tuanya dengan gadis pilihan mereka. Ingin aku berteriak sampai pita suaraku tercapik. Ingin aku membunuh Ardi agar tak satu pun bisa memilikinya. Namun rasa cintaku yang teramat dalam membuat aku tak mampu melakukan apa-apa.<br />
“Aku mencintaimu, namun aku tak mungkin bisa menikahimu.”<br />
“Kenapa?”<br />
“Karena kita sama.”<br />
“Kita sama-sama laki-laki? Itu maksudmu?”<br />
<br />
Andai saja aku seorang perempuan, andai saja Zakia tak pernah bermain-main dengan cintaku, andai saja aku menyadari kalau aku sangatnya gagah, andai saja… Andai saja…<br />
Aku didera kata “andai saja”. Aku mengulas senyum kecut. Mencoba terbahak menertawan kebodohanku sendiri. Aku benar-benar bodoh untuk ukuran sebagai seorang laki-laki, tak hanya itu. Ternyata kini aku begitu hina untuk ukuran sebagai seorang manusia.<br />
<br />
***<br />
<br />
Sinar matahari pagi menyeruak dari balik tirai kamar tempatku dirawat. Lalu mataku menangkap sekelebat bayangan berseragam putih. Seorang suster masuk dengan segelas susu dan sepotong roti.<br />
“Sudah bangun, Pak?” dia tersenyum padaku.<br />
“Silahkan diminum susunya, mumpung masih hangat!” sekali lagi dia mengulas senyum. <i>Ah,</i> senyum itu dulu yang juga pernah diberikan Zakia dan Ardi padaku. Senyum yang kelihatanya manis namun ternyata mengandung racun mematikan.<br />
<br />
Namun pagi ini aku ingin tersenyum manis. Aku sudah sangat bosan dengan ruangan serba putih yang memenjaraku beberapa hari ini. Aku ingin berkeliaran bebas melepas semua benci dan penatku.<br />
“Hari ini anda sudah boleh pulang, tapi seminggu sekali harus tetap <i>Check Up</i> ya. Dan obatnya jangan lupa diminum.”<br />
“Terima kasih Dok.”<br />
<br />
Akhirnya hari kebebasanku datang. Setidaknya aku bebas dari kejenuhan yang beberapa hari ini benar-benar telah mengendap dalam jiwaku. Sedimentasi antara kebencian, putus asa, dan kekecawaan yang akhirnya membatu.<br />
<br />
<b><i> Penghujung Desember, 00.19</i></b><br />
Aku masih belum berniat meninggalkan sudut kota Serang. Taman Ciceri masih terang dibaluti pesta kembang api, beberapa kendaraan silih berganti berhenti lalu melaju kencang setelah lampu merah di perempatan gedung <i>Carrefour</i> itu membelalak dengan sinar hijau. Aku melangkah gontai meninggalkan ciceri menuju ke arah utara, melewati toko mie ayam <i>Hawaii</i>, aku terus melangkah ke arah Cijawa menembus gerimis yang mulai jatuh satu-satu. Aku biarkan sapatuku basah, rambutku, kemejaku, dan sekujur tubuhku. Aku tidak tahu, basahku karena gerimis ataukah karena air mata.<br />
<br />
Sudah kupastikan Ardi tak kan pernah datang sekedar mengucapkan kata selamat tahun baru. Ku ikuti kemana kakiku melangkah, terus menyusuri jalan Fatah Hasan yang berujung di tugu Bunderan. Ada beberapa orang pedangan cireng yang mangkal di sana. Kugigit bibirku kuat-kuat. Ngilu, ngilu yang bertebaran bersamaan dengan tubuhku yang bergetar makin hebat karena dingin.<br />
<br />
Ponselku bergetar, sebuah SMS masuk. Dengan malas kuintip layar hapeku, SMS dari Ardi. “<i>Happy New Year</i>, semoga menjadi pribadi yang lebih baik. Aku yakin, kamu pasti bisa melupakan semua yang pernah terjadi antara kita. Oya, minggu depan kamu datang ke acara 7 bulanan istriku ya. Wajib datang lho!”<br />
“<i>Semoga menjadi pribadi yang lebih baik</i>” kuulangi bait SMS itu perlahan-lahan. Hatiku bergetar. Ya Allah… masih adakah kesempatan untukmu menjadi lebih baik? Setelah virus HIV ini bersarang di tubuhku? Lagi-lagi kugigit bibirku, dua Kristal jatuh dari mataku dan mengalir membelah pipiku. Tubuhku kembali bergetar, bayang-bayang dosa tiba-tiba menyerangku dengan hebat. Aku kalut luar biasa. Ampuni Hamba Ya Allah, Hamba ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Suara itu mengalir begitu saja tanpa mampu aku tahan.Lalu aku berlutut, aku tak peduli ketika tubuhku sudah benar-benar basah. Sebab, aku merasakan kata “Ampun” memberikan rasa hangat yang menjalar sampai ke ubun-ubun (*)<br />
Walantaka, Desember 2010- 1:36pm<br />
<br />
<i>Kaum Luth-pun telah mendustakan ancaman2 nabinya. Sesungguhnya Kami telah hembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluraga Luth, mereka kami selamatkan sebelum fajar menyingsing (QS 54:33-34)</i>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-70756868876246658142011-09-22T06:10:00.000-07:002011-09-22T06:10:34.076-07:00FINAL UPDATE PESERTA PROYEK FTS BUKU KUMPULAN CERPEN ANAK KEROYOKAN #1<h2 class="uiHeaderTitle">FINAL UPDATE PESERTA PROYEK FTS BUKU KUMPULAN CERPEN ANAK KEROYOKAN #1</h2>Alhamdulillah, setelah satu bulan bergulir, proyek FTS buku Kumpulan Cerpen Anak Keroyokan #1 selesai juga. Terima kasih bagi FTSners yang sudah berpartisipasi. Berikut final update peserta yang naskahnya sudah sampai di meja penyelengggara. Tunggu tanggal pengumumannya ya, InsyaAllah secepatnya. Dan silakan berburu event yang tak kalah keren lainnya. Cekidots!<br />
<br />
1. Novanka Raja<br />
<br />
2. Aoi Azzahra<br />
<br />
3. Tia Marty<br />
<br />
4. Gusrianto<br />
<br />
5. Sofiati Mukrimah<br />
<br />
6. Elys Sa’idah<br />
<br />
7. Pujia Rawh<br />
<br />
8. Widi Astuti<br />
<br />
9. Richa Miskiyya<br />
<br />
10. Sam Edy Yuswanto<br />
<br />
11. Jacob Julian<br />
<br />
12. Angger Minerva<br />
<br />
13. Noviana Hamid<br />
<br />
14. Riri Ansar<br />
<br />
15. Sekar Illalang<br />
<br />
16. Vivie Hardika<br />
<br />
17. Sisilia Wisye<br />
<br />
18. Natalia Desi Moro<br />
<br />
19. Mifta Resti Khoiriah<br />
<br />
20. Tsuraya Widuri<br />
<br />
21. Tris Anova Arlim<br />
<br />
22. Shalman Al Farisy Lubis<br />
<br />
23. Rozie deedee<br />
<br />
24. Eka Martha Ayu Vitalocha<br />
<br />
25. Niki Rahmawanti<br />
<br />
26. Untung Wahyudi<br />
<br />
27. Nenny Makmun<br />
<br />
28. Arief Budi Sucianto<br />
<br />
29. Ricardo Marbun <strong> </strong><br />
<br />
30. Durriyyatun Nawiroh <strong> </strong><br />
<br />
31. Ernanto B. Pamungkas. <strong> </strong><br />
<br />
32. Wanda Kania<br />
<br />
33. Anggri Saputra<br />
<br />
34. Rizky Rahman<br />
<br />
35. Anisa Widiyarti<br />
<br />
36. Dila serenade Sekar<br />
<br />
37. Faradina Izdhihary<br />
<br />
38. Hana Zahara<br />
<br />
40. Nisa Ulil Albab<br />
<br />
41. Wylvera W.<br />
<br />
42. Nur Hadi <strong> </strong><br />
<br />
43. Ummu Fatimah Ria Lestari<br />
<br />
44. Ayu Rahmah Hidayah <strong> </strong><br />
<br />
45. M.Yusuf Putra Sinar Tapango<br />
<br />
46. Rahman Putra<strong> </strong><br />
<br />
47. Ihsanul Fikri<br />
<br />
48. Fransiska S Manginsela<br />
<br />
49. Alby S.<br />
<br />
50. Indah Rahmawati<br />
<br />
51. Tasya Anzellyta<br />
<br />
52. Intan Daswan<br />
<br />
53. Ghiyats Ramadhan <strong> </strong><br />
<br />
54. Lilo Rohili<br />
<br />
55. Elys Zamany<br />
<br />
56. Wawat Smart<br />
<br />
57. Gillian Tjang<br />
<br />
58. Endang ssn<br />
<br />
59. Shinta Handini<br />
<br />
60. Dyani T. Wardhyni<br />
<br />
61. Hana Fujiki<br />
<br />
62. Nessa Kartika<br />
<br />
63. Nailul Azizah<br />
<br />
64. Zahara Putri<br />
<br />
65. Niken Suyanti<br />
<br />
66. Chika Rein<br />
<br />
67. Mustika Ungu<br />
<br />
68.Hasudungan Rudy Yanto Sitohang<br />
<br />
69. Pujia Rawh<br />
<br />
70. Adin Albanna<br />
<br />
71. Prima Sagita<br />
<br />
72. Irhayati Harun<br />
<br />
73. Widi Astuti<br />
<br />
74. Dianna Firefly<br />
<br />
75. Annisa Rona<br />
<br />
76. Eva Riyanty<br />
<br />
78. Ratna Wahyuningrum<br />
<br />
79. Alin You<br />
<br />
80. Hilal Ahmad<br />
<br />
81. Mutia Putri<br />
<br />
82. Suherman Syah<br />
<br />
83. Alfian Daniear<br />
<br />
84. Siti Nurhasanah<br />
<br />
85. Jioo Erhyria<br />
<br />
86. Tirta Haria Ginanjar<br />
<br />
87. Padina Dariyanti<br />
<br />
88. Wulan Soewarno<br />
<br />
89. Nin Dit<br />
<br />
90. Pekik Bayumukti Utomo<br />
<br />
91. Qorri Aina<br />
<br />
92. Utami Panca Dewi<br />
<br />
93. Erma Rostiana D<br />
<br />
94. Rasfiza Iraz<br />
<br />
95. Nimas Aksan<br />
<br />
96. Ranny Setya R<br />
<br />
97. Rasni Voleta<br />
<br />
98. Kim Aira<br />
<br />
99. Rh Mandala S<br />
<br />
100. Ryanna Anne<br />
<br />
101. Amiy Sholehah<br />
<br />
102. Dwi Nuraini<br />
<br />
103. Dyah Nyenk<br />
<br />
Bagi yang sudah mengirimkan cerpen, foto dan biodata namun belum dituliskan namanya, mohon tuliskan di kolom komentar.<br />
<br />
<em>Salam,</em><br />
<em>Atas Nama Anggota FTS yang Keren.</em><br />
<span class=""><img alt="" class="photo_img img" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/305273_1788609135242_1839995898_1212382_741624228_n.jpg" /><span class="caption"></span></span><br />
<em> Setiawan C </em><br />
<em>Mushfi Ridho</em><br />
<em>Ruddi Nefid</em><br />
<em>Naminist Popy</em><br />
<em>Alfi Rahmadatillah</em>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-38505866017651819502011-09-22T04:55:00.000-07:002011-09-22T04:55:30.248-07:00KIARA (Story Teenlit Magazine, Edisi 19)<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; line-height: 200%;"> KIARA</span></b></span></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/315596_1776463231602_1839995898_1199515_4708000_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="319" src="http://a7.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc7/315596_1776463231602_1839995898_1199515_4708000_n.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Cerpen Setiawan Chogah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Aku masih menatap panjang pada bulan sekeping di langit sana. Perasaanku semakin tak menentu. Gundah, gulana, dan rindu menjadi satu rasa yang tak dapat kuungkapkan. Huf, rinduku semakin tak kuasa aku bendung. Bayangan kampung yang telah kutinggalkan setahun lamanya itu selalu saja menari-nari dari tadi. Belum lagi suara amak yang mendayu-dayu seakan menusuk jantung hatiku. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ah, </i>biarlah sebentar lagi rindu ini akan segera tertuntaskan.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Malam semakin tua. Namun kedua mataku tak mau terpejam dari tadi. Entah mengapa rasa rinduku semakin membiru, mewarnai setiap sudut hatiku. Memoriku kembali berputar. Mengenang semua kenangan masa kecilku di Kampuang Tangah, tanah kelahiranku yang begitu aku sayangi. Aku masih ingat, betapa dulu amak amat memanjakanku. Sedikit pun aku tak dibiarkan bermain jauh-jauh dari pekarangan rumah kami. Paling-paling aku hanya dibolehkan bermain dengan Kiara. Anak<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek</span></i><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3297567641964739763&postID=5857205355066295157#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">[1]</span></a><sup><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span></sup><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah yang tinggal di Tanjuang Pauah. Sekitar empat atau lima rumah dari Kampuang Tangah<i style="mso-bidi-font-style: normal;">. </i>Aku dan Kiara paling suka bermain <i style="mso-bidi-font-style: normal;">tenjek-tenj</i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ek</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">. Sering kali aku membuatnya menangis karena setiap bermain aku selalu menang. Kalau sudah begitu, Kiara tidak akan mau bermain denganku barang sehari dua hari. Dan kalau hari Minggu tiba, banyak sekali anak-anak yang main ke rumahku. Tak terkecuali Kiara. Biasanyanya kami bermain <i style="mso-bidi-font-style: normal;">mancik-mancik</i> sampai sore. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Hmm</i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">,</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> semuanya begitu manis jika aku kenang.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Aku lirik jam beker berbentuk gitar pemberian Kiara di meja belajarku. Sudah jam setengah satu. Ah, lebih baik aku tidur dulu. Sebab, besok aku harus bangun pagi-pagi sekali. Semua keperluan selama pulang kampung telah aku siapkan semenjak tadi siang.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">***</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Pagi yang indah. Bulir-bulir embun yang sedari tadi malam bergelantungan di ujung daun dan rerumputan mulai mencair. Sebelum benar-benar jatuh dan menyusup lenyap melalui pori-pori tanah, sang embun masih sempat menciptakan secercah senyum di bibirku. Bagiamana tidak, bulir-bulir itu menyisakan kilauan bak permata saat sinar mentari menerpanya. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Nar, aku berangkat dulu, yah”</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bonar menatapku sejenak. Berhenti dari kesibukannya menyemir sepatu kulit yang selalu dibangga-banggakannya padaku.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Oh ya, tapi kau jangan lupa bawa oleh-olehnya. Kau bawalah rendang Padang itu buatku.” </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Aku hanya tersenyum mendengar logat Bataknya </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">s</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">i Bonar. Teman satu kost</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">-</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ku di </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">k</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ota </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">b</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">aja ini. Sebenarnya nama temanku itu Dimas Nababan. Tapi semenjak film <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Nagabonar</i> kembali diputar, aku dan kawan-kawanku yang lain lebih senang memanggilnya </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">s</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">i Bonar. Tidak ada alasan yang kuat mengapa gelar itu bisa dia dapatkan selain Dimas sama-sama berasal dari Tanah Batak.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Kau kapan jadi berangkatnya?” tanyaku.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Kau tenang sajalah</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">! A</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ku pun akan terbang ke Sumatera kira-kira seminggu lagi</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">.</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">”</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Okelah, kalau begitu aku duluan. Tapi aku sarankan kau pun harus cepat-cepat pulang. Si Butet kau itu sudah rindu berat rupanya,” aku menirukan logat Batak ala Padang.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Bodat kau!”</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Hahaha</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">aa</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">” aku hanya tertawa melihat </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">s</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">i Bonar jengkel. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-YmMFCCKL1_U/TZ60uCVHZiI/AAAAAAAAAEk/8qwI7qF_bKs/s1600/cover.jpg" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-YmMFCCKL1_U/TZ60uCVHZiI/AAAAAAAAAEk/8qwI7qF_bKs/s200/cover.jpg" width="147" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cover STORY edisi 19</td></tr>
</tbody></table><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">***</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Oto</span></i><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=3297567641964739763&postID=5857205355066295157#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">[2]</span></a><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Sitangkai</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> warna biru muda membelah jalanan aspal </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">k</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ota Bukittinggi. Ranah Minang masih seperti dulu. Sepanjang perjalanan ke Aur Kuning masih kulihat hamparan sawah yang menghijau dipagari Gunung Marapi dan Singgalang yang begitu gagah. Aku telah sampai di Terminal Aur Kuning. Dari sana aku harus kembali menumpangi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">oto </i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ke</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">tek</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> ke Kampuang Tangah.<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i></span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Biaro</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">. </span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Biaro</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">oo.</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">” Teriakan kenek <i style="mso-bidi-font-style: normal;">oto</i> terdengar bersahut-sahutan menawarkan tumpangannya. Seakan tak mengenal lelah, yang penting hari ini mereka dapat membawa sedikit uang untuk makan anak istri mereka. Tak sedikit pula diantara mereka yang masih anyir. Bocah-bocah yang seharusnya berada di gedung-gedung sekolahan mendengarkan guru mereka berceramah. Memberikan ilmu yang tentunya amat mereka butuhkan. Sungguh, pemandangan yang membuat hatiku miris. Begitu pun terminal ini menyimpan banyak kenangan yang tak akan pernah bisa aku lupakan begitu saja. Termasuk dengan Kiara, saat melepas keberangkatanku ke </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">t</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">anah Jawa satu tahun yang lalu. Saat-saat perpisahan SMA dan aku titipkan sekeping hatiku pada Kiara.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Satu permohonanku <i>Da</i>, bila <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Uda</i> pulang ke </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">R</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">anah Minang jangan lupa singgah ke rumah!” kata-kata itu mengalir berat dari bibir Kiara yang bak asam seulas. Dia tak berani menatapku. Wajahnya tertunduk. Mungkin Kiara masih belum rela melepas kepergianku yang tak jelas entah kapan akan kembali. Saat itu aku berada dalam dua pilihan yang tak dapat aku putuskan dengan begitu mudah. Namun, cita-cita dan mimpi yang telah membulatkan keputusanku untuk melanjutkan kuliah di </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">p</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ulau Jawa. Pulau yang punya sejuta pesona dan daya tarik. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Siang itu, hari terakhirku melihat wajah Kiara, dan tanpa ada batas waktu yang jelas untuk kembali bertemu. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Bandara Internasional Minangkabau</i> seakan seakan menjadi saksi bisu, terpaku dan ikut haru di hari perpisahan ku dengan gadis Minang nan jelita itu.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Rambut Kiara yang ibarat mayang terurai mendadaiku. Melambai-lambai dan akhirnya benar-benar lenyap dari pandangan.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Ah,</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> tapi itu dulu. Sekarang aku telah kembali menginjak aspal geram Bukitinggi. Terminal yang menjadi saksi janjiku pada Kiara, gadis desa yang yang membuat hidupku jadi lebih berarti.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Aku telah sampai di Kampuang Tangah. Amak yang begitu aku rindukan menyambut dari atas <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rumah Gadang</i>. Seulas senyum di wajah tua amak sungguh damai kulihat. Sekejap saja tubuh ringkih itu telah berada di pelukanku. Aku menangis sepuasnya, melepas haru dan rindu yang selama ini teramat menyiksaku. Hanya sebentar saja aku melepas rindu di <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rumah Gadang</i> peninggalan ayah. Geloraku akan keelokan alam Kampuang Tangah masih belum tuntas sepenuhnya.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Istirahatlah dulu Zal, kau tentu sangat letih!”</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Tidak usah mak, aku mau ke rumah<i style="mso-bidi-font-style: normal;"> </i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Fatimah dulu” jawabku.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Sejurus amak menatap ke arahku. Air matanya agak lain setelah aku menyebut rumah </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah. Apakah amak melarangku kesana? Ataukah sekarang amak tak lagi setuju dengan hubunganku dengan Kiara? Aku menduga-duga.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Tapi apa tak sebaiknya besok saja kau ke sana. Kau kan baru datang dari jauh Zal” Amak masih mengkawatirkan kalau-kalu aku letih. Padahal, keletiahanku telah sirna semenjak mendengar suara amak dari tadi. Apalagi kalau aku bertemu Kiara. Tentu akan semakin sempurna.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Amak hanya diam. Sepertinya dia tahu kalau aku sudah ingin sekali bertemu Kiara.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Aku mau keluar dulu </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">M</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ak, barang sebentar saja. Sudah lama aku tak menginjakkan kaki di pematang sawah, melihat Marapi dan Singgalang dari dangau-dangau. Dan aku juga mau menemui Kiara dulu” ucapku sambil beranjak menuruni anak tangga.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 39.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Surya bersinar pongah di kepalaku. Tapi aku suka itu. Seakan dia ikut menemaniku ke Tanjuang Pauah.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Rumah Gadang</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> dengan pagar setinggi pinggang itu masih asri kulihat. Dua batang pohon rambutan masih berdiri kokoh. Apalagi saat ini keduanya tengah berbunga lebat. Membuat kesan asri itu semakin terasa. </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Bungo Rayo</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> dan bunga aster di taman depan </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">anak tangga yang berjejer </span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">itu tak seperti biasanya kulihat. Kali ini daun-daunnya tidak selebat dan sehijau dulu. Mungkin gara-gara musim panas. Pikirku.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Assalamualaikum</i>” seruku seraya mengetuk pintu <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rumah Gadang</i>. Perlahan kudengar derap langkah pelan dari dalam.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Eh. Kau rupanya Zal. Kapan kau datang dari Jawa?” </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Fatimah yang membukakan pintu buatku sambil bertanya.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Tadi pagi, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tek,</i>” jawabku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Masuklah kau dulu” <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Etek </i>Fatimah kembali menyilahkanku masuk.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Kiara ada, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tek</i>?” kubuka pembicaraan tentang maksud kedatanganku.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Fatimah tak menjawab pertanyaanku. Dia melangkah ke dapur dan selang sesaat datang dengan secangkir teh hangat</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Minumlah dulu, Zal”</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tarimo kasiah</i>, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tek</i>” </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Aku menyeruput teh hangat dari cangkirnya. Dahagaku </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">sedikit terobati. Walau di luar tadi aku bertempur dengan surya yang bersinar pongah. Namun, setidaknya, teh hangat ini telah membasahi keronggonganku yang kerontang.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Kau benar ingin bertemu Kiara, Zal?” </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Fatimah kembali bertanya tanpa menjawab pertanyaanku tentang Kiara. Tapi, </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">a</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ku merasa pertanyaan </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> </span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah agak aneh. Ada apa dengan Kiara. Teman masa kecilku. Teman yang berjanji akan menunggu kepulanganku dari tanah Jawa. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Tiba-tiba </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah terisak. Aku benar-benar dibuat tidak mengerti. Pasti sesuatu telah terjadi dengan Kiara. Apakah dia pergi ke Malaysia seperti yang dicetitakannya dulu padaku. Ataukah dia telah menikah dengan </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">D</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">atuak</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Marajo yang sudah kepala empat itu? Tapi mengapa Kiara tidak mengabariku. Setega itukah dia padaku? Tidak! Aku menepis semua prasangka burukku tentang Kiara.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Fatimah beranjak ke luar. Dia masih tersedu. Aku mengikutinya tanpa mau bertanya apa-apa lagi. Aku terus mengikutinya samping rumah melewati <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Rangkiang</i><a href="http:///#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title="">[3] </a>itu hanya lahan kosong di tumpuhi <i style="mso-bidi-font-style: normal;">duri sikajuik</i><a href="http:///#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title="">[4]. </a></span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Langakahku terhenti tepat di depan gundukan tanah merah. Sebelum semua pertanyaan terjawab. Tangisku pecah melihat <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Etek</i> Fatimah yang bersimpuh dengan mata masih berlinang. Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini. Bukan!!!, Itu bukan Kiara. Namun pemberontakanku sia-sia. <i style="mso-bidi-font-style: normal;"><u>Kiara Mutia Dewi</u></i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">.</b> Itu nama Kiaraku</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Y</i></span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">a</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">!</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> N</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ama yang tertera di batu nisan itu nama gadis tempat aku menitipkan sekeping hatiku.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Kiara meninggal? Aku masih belum percaya. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Apa yang terjadi dengan Kiara, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tek</i>?” suaraku berat menanyai </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah. Wanita paruh baya itu tak langsung menjawab pertanyaanku. Sejurus, ekor mataku menangkapnya dalam pandangan nanar. Ada bitir-bitir </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">k</span><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ristal berlompatan dari kelopak matanya. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ah!</i> Aku galau luar biasa, aku merasa bersalah dengan kedatanganku. Tapi salah jugakah bila aku hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Kiara? Aku rasa tidak!</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Kembali kutatap tanah merah dihadapanku. Ngilu! </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Kiara menderita kanker Serpiks, Zal”</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> “Kanker?” aku mengulang kata yang diucapkan </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Ya, penyakit itu sudah lama menyerang Kiara, semenjak kalian SMA dulu” </span><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah tak menatapku. Cerita tentang Kiara mengalir dari mulutnya. Tentang Kiara yang akhirnya harus takluk pada penyakitnya, tentang kiara yang tak henti tersenyum menjelang detik-detik kepergiannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Tapi mengapa tidak ada yang mengabariku tentang Kiara, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Tek</i>?” aku mengutarakan satu pertanyaan yang membuatku merasa amat kecewa. Aku merasa tak dihargai, merasa tak dianggap. Itu yang membuat suaraku tersa berat.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Etek </span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Fatimah beranjak dari duduknya ke sebelahku. Isak dan nafasnya tak beraturan begitu jelas menabuh gendang telingaku. Dia masih dikuasai perasaan sedih dan sesekali tersedu.</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">“Kiara menitipkan ini untukmu, Zal” <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Etek</i> Fatimah memberikan sesuatu padaku. <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sebuah surat!</i> Kubuka surat bersampul hijau muda itu. Beberapa bait goresan tangan Kiara menyambutku. Tanpa aku sadari, bibirku mengulas sedikit senyum. Tulisan Kiara mengingatkan masa-masa indah kami dulu. Tulisan yang hampir tiap hari kunikmati. Sebab, Kiara sering kali meminjamkan catatannya padaku. </span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Uda Rizal yang begitu aku cintai,</i></span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Ketika uda membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak dapat melihat senyummu lagi. Mungkin juga aku tidak lagi dapat menyambut kedatanganmu dengan segelas teh hangat, atau menerima oleh-oleh dari Tanah Jawa seperti janjimu dulu.</span></i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Maafkan aku, Da. Tak ada maksud untuk mengingkari janjiku untuk menantimu di Aur Kuning. Tapi penyakit ini, Da. Penyakit ini semakin hari semakin melumpuhkan tenangaku. Mengubur harapanku untuk dapat melihatmu kembali. </span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Namun, dalam relung hati terdalam, aku bahagia, Da. Aku bahagia pernah memilikimu sebagai pemberian Tuhan paling indah. Namun, apa dayaku. Kau maupun aku hanyalah titipan. Bersama surat ini juga, aku kembalikan sekeping hati yang dulu kau titipkan padaku. Aku ikhlas kepada siapa pun hati ini akan kau berikan, Da. Oya, sebelum terlambat aku ingin mengucapkan selamat atas wisudamu. Kapanpun itu terjadi. Aku hanya tidak ingin menyesal karena terlambat mengucapkan kata selamat untuk hari paling bahagiamu itu.</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Sebelum aku benar-benar tidak sanggup lagi, Da. Aku ingin berterima kasih padamu. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih untuk kepercayaanmu menitipkan sekeping hatimu padaku. </span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Satu yang aku yakini dan aku amat berharap itu pasti terjadi. Esok atau lusa, aku ingin kembali menemuimu. Menepati janjiku padamu, Da. Janji untuk setia menanti kedatanganyamu. Sampai kapanpun.</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Dengan berlinang air mata, kusudahi surat ini. Dan percayalah, aku amat mencintaimu.</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 35.45pt;"><i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">D</span></i><i><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">ari yang mencintaimu sepenuh hati,</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> </span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> </span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"><span lang="IN">Kiara</span></span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"> Mutia Dewi</span></i><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Kertas hijau muda masih erat di genggamanku. Namun, pikiranku melanglangbuana menembus secarik kertas itu. Bayangan Kiara, senyum teduh Kiara kembali muncul. Aku belum mau beranjak. Aku masih ingin bercerita banyak dengan Kiara. Aku masih terpaku di bawah sinar jingga langit pusara. Pusara yang yang telah menagambil Kiara dariku. Pusara yang telah mengubur cintaku</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> (*)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 9.0pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Serang, 2008</span><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br />
</div><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">Buat Almh Lesni Rossa</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">…</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;"> Semoga kau bahagia dipangkuanNya, </span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">K</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span lang="IN" style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">awan</span></i><i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-family: "Bookman Old Style","serif"; font-size: 12pt; line-height: 200%;">.</span></i>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-48207064365654970532011-09-22T04:46:00.000-07:002011-09-22T04:46:06.463-07:00LOMBA RESENSI DUA SISI SUSI<div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b> LOMBA RESENSI DUA SISI SUSI</b></span></div><div style="text-align: center;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/248765_1608633795971_1839995898_1033429_208671_a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://photos-b.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/248765_1608633795971_1839995898_1033429_208671_a.jpg" /></a></div><div style="text-align: center;"><br />
</div>Kini saatnya kalian mengungkapkan rasa cinta dan benci kalian terhadap buku<strong> DUA SISI SUSI: Buku Paling Mematikan</strong> melalui Lomba Menulis Resensi Dua Sisi Susi.Lomba ini sangat ringan dan rileks meski membedah buku di deretan Best Seller... Kalau kalian memiliki indra ke-6, inilah saat terbaik kalian memaki dan menyanjung Susi.<br />
Universal Nikko kini menghadirkan juri-juri fresh yang sangat kalian kenal dengan baik. Mereka adalah:<br />
<br />
<br />
<strong>PERSYARATAN LOMBA</strong><br />
<br />
Syarat Lomba perhatikan dengan super serius ya....<br />
Gak susah kok. Baca yuuuuk...:<br />
<br />
<ul><li>Peserta wajib memakai cover DSS sebagai Pic Profile; masing-masing minimal 30 hari setelah resensi dikirim. (Dianjurkan memakai PP DSS sejak pengumuman Lomba ini)</li>
<li>Resensi diketik minimal 1 halaman, maksimal 2 halaman A4 (2.500 cws).</li>
<li>Mencantumkan keywoard (kata kunci) minimal 2 judul cerpen dalam kumcer DSS (misalnya: Tiga Titik Hitam, Dunia Hitam Susi dan lain-lain).</li>
<li>Resensi dipublikasikan di note FB masing-masing dan mentag minimal 20 teman.</li>
<li>Pada akhir tulisan mencantumkan link info lomba(http://www.facebook.com/groups/212158505467096/doc/278732828809663/).</li>
<li>Kirim biodata dan link resensi berisi: Nama lengkap, alamat FB, alamat rumah, nomor rekening, nomor telpon yang bisa dihubungi dan link resensi ke email: <strong>lomba</strong>_<strong>resensidss@yahoo.com</strong></li>
</ul><br />
<strong>Deadline: 20 Oktober 2011 pukul 24.00 WIB</strong><em><strong> </strong></em><br />
<br />
Peserta boleh mempublikasikan resensi di blog dengan catatan penilaian tetap dilakukan pada resensi di note FB.<br />
<br />
<strong>HADIAH :</strong><br />
<strong>5 Resensi terbaik akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai @Rp.500.000,-</strong><br />
<br />
<strong><em>*Keputusan Juri tidak dapat diganggu..apalagi digugat!</em></strong><br />
<br />
<br />
Selamat menulis.<br />
<br />
<strong>DEWAN JURI</strong><br />
<br />
<strong>Ceko Spy (Ketua Dewan Juri)</strong><br />
<strong>Astuti J Syahban (Anggota)</strong><br />
<strong>Richa Miskiyya (Anggota)</strong><br />
<strong>Seluruh Dewan Suker (Penasehat Tim Juri)</strong><br />
<br />
<br />
Salam,<br />
<strong>mayokO aikO</strong><br />
<strong>UNIVERSAL NIKKO</strong>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2450368949921494319.post-45976315330078900732011-09-22T04:39:00.000-07:002011-09-22T04:43:02.478-07:00Blognya Forum Tinta Sahabat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/313656_1768138743495_1839995898_1190948_1953972_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="209" src="http://a1.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash4/313656_1768138743495_1839995898_1190948_1953972_n.jpg" width="320" /></a></div><div style="text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b>FORUM TINTA SAHABAT</b></span></div><div style="text-align: justify;">FTSner udah pada gabung kan di grup FTS di Facebook? Udah dooong! Udah tau sejarah berdirinya FTS? Belom doong! Nah ini adalah testimoni pendiri FTS, siapa lagi kalo Uda Setiawan Chogah dan Jajarannya. Cekidooot!</div><div style="text-align: justify;">"Oiya, satu bulan ini, tepatnya blom genap juga sih satu bulan. Gue ama beberapa temen pas SMA bikin komunitas menulis di FB. Sebenernya komunitas ini merupakan aktulisasi dari mimpi kita-kita dulu. Dan udah berdiri semenjak 2007, tapi ya itu tadi kurang sounding, alhasil anggotanya gak nambah-nambah alias tetep 3 biji. Heheheee. <br />
<br />
Nah, dalam rangka melebarkan sayap komunitas ini, dengan niat ibadah dan saling berbagi informasi kepenulisan, maka lahirlah Komunitas Forum Tinta Sahabat versi onlinenya. Alhamdulillah sih ampe ni hari anggotanya udah 580-an, dalam waktu >30 hari. Dahsyat! Omong-omong nih ya, FTSners (Sebutan Keren Member FTS) lagi ngegarap kumpulan cerpen perdananya nih. Cos ada embel-embel FTSnya otomatis naskah yang bakal dibukuin ya kudu jadi warga FTS dulu. SO, bagi kalian yang mao gabung di FTS, langsung aja klik di <a href="http://www.facebook.com/groups/228412460528820/">SINI</a>, itu link ke grup FTS di facebook ya. Di sini kita bakal sharing seputas literasi/ kepenulisan. Gak cuma itu, Sob. Di FTS juga Update info lomba dan peluang menulis, tips menulis, dan motivasi menulis. Komplit deh. Jadi, ayo bergabung di komunitas penulis FORUM TINTA SAHABAT. Dari sahabat, untuk sahabat gitu deh." </div>Forum Tinta Sahabathttp://www.blogger.com/profile/15189501575054746091noreply@blogger.com0