27 Sep 2011

0 Kata Siapa Saya Mencari Naskah? [Curhat Editor Sensitif]



Kata Siapa Saya Mencari Naskah? 
[Curhat Editor Sensitif]

Perbincangan suatu hari pada suatu masa dan ketika dunia perbukuan Indonesia dirundung begitu banyak pertanyaan. Lalu, komporis-buku-indonesia [itu saya!] membuka diskusi dengan seorang 'editor sensitif'.

Mengapa Anda dijuluki editor sensitif?

ES: Boleh jadi itu (julukan) cuma sindiran ibaratnya saya ini alat deteksi kehamilan yang bemerk Sens****. Saking sensitifnya saya memang bisa mendeteksi naskah itu positif atau negatif. Ya kalau positif, kita gembira punya 'bakal bayi' yang akan dilahirkan menjadi buku. Kalau negatif, ya penulisnya saya suruh pulang untuk bikin 'bayi lagi'.

Lalu, naskah seperti apa sebenarnya yang Anda cari dan Anda anggap positif?

ES: Lho, kata siapa saya mencari naskah? (dengan nada gusar).

Hmm... pantas Anda ini disebut sensitif... Ditanya gitu aja marah!

ES: Bukan soal marah, tapi ini soal pelurusan dari profesi yang benama editor. (Sambil menerawang) saya memulainya dengan begitu banyak cercaan dan perjuangan untuk dapat mengerti yang namanya penulis. So, saya tuh gak cari naskah, saya mencari penulis. Penulis benar-benar, benar-benar penulis.

Menarik... menarik... Teori Anda ini menarik.

ES: (Melirik dengan sebal) Hei Bung, ini bukan teori. Ini kenyataan yang harus dipahami oleh editor. Mereka tidak disuruh mencari naskah, mereka disuruh mencari penulis; bahkan kalau perlu menciptakan para penulis. Mereka disuruh mengenali sang tuan ide yaitu penulis sampai kepada cara mereka berpikir, cara mereka berperilaku, bahkan cara mereka memandang naskah; apakah dengan pendekatan uang atau dengan pendekatan idealisme, atau percampuran di antara keduanya.

Hmm... makin menarik kenyataan ini. Lantas apa yang Anda cari dari penulis?

ES: Lha, kok ya ndak ngerti juga. Saya mencari penulis dan dari penuls saya mencari naskah!

Lho?

ES: Hehehe (baru terlihat tertawa, dari tadi serius banget).... Editor itu yang pertama harus dicari ya penulis, penulis berkarakter, penulis gudang ide, penulis potensial sebagai pembicara publik, penulis yang gigih, penulis yang mau belajar, dan penulis yang menguasai banyak bidang. Editor itu paling jengah pada penulis yang tak punya gaya, penulis yang seolah-olah bisa menulis semua hal justru hanya kulit luar yang dikutip dari internet, penulis yang sok tahu, penulis yang sok jaim dan menasihati pembaca, penulis yang terlalu ke-pede-an dengan teorinya, penulis narsis habis, penulis yang senangnya mengemis-ngemis rasa kasihan, penulis yang lupa diri, penulis....

Stop-stop, saya tidak mau arah diskusi ini menjadi arena menjelek-jelekkan penulis!

ES: Lho yang sensitif itu saya atau Bung? Saya kan baru mulai cerita bahwa saya mencari penulis. Nah, kadang yang saya temukan adalah seorang pengarang (author). Dia gak bisa nulis, tetapi punya gagasan. Yang saya pentingkan ide atau gagasan. Ada juga saya menemukan 'penulis mentah'. Penulis mentah punya gagasan bagus, tetapi cara menulisnya kurang bagus. Dan saya ingin mencari keduanya dengan harapan mereka menyimpan banyak ide brilian yang bisa dikembangkan. So, mohon maaf, saya tidak terlalu berhasrat mencari 'penulis sudah jadi'... biasanya mereka sudah pasang harga dan pasang gaya.... Mereka juga....

Stop-stop, kita juga tidak sedang membicarakan para penulis top toh?

ES: Aha... setuju-setuju. Ya, saya lanjutkan bahwa saya mencari penulis, berusaha mengalibrasi pribadi mereka dan pikiran mereka. Eureka! Saya akhirnya memperoleh enlightment bahwa mereka dapat saya lejitkan menjadi penulis luar biasa dalam tempo tidak terlalu lama. Mereka akan saya ajak diskusi dan dipancing imajinasinya untuk mengeluarkan ide-ide penulisan buku. Saya tahu di antara mereka biasanya tidak sadar sedang dipancing dan diarahkan untuk mendapatkan sebuah gagasan penulisan buku yang dalam waktu tidak terlalu lama berubah menjadi draft outline. Karena itu, saya mementingkan bertemu muka dengan para pengarang atau penulis itu. Saya mementingkan bertemu rasa dengan rasa dan mengaktifkan bluetooth ciptaan Tuhan untuk menangkap sinyal-sinyal ide yang menguat di atas kepala mereka.

Hmm... filosofis sekali. Saya suka Anda benar-benar editor sejati.

ES: Saya bukan editor sejati, saya sudah katakan julukan saya editor sensitif. Dalam hitungan menit, saya sudah bisa menolak sebuah naskah mentah-mentah, tapi ada yang yang saya tolak setengah matang, dan dalam keadaan matang. Yang dua terakhir, berarti saya menaruh harapan pada penulisnya untuk dapat meng-upgrade naskah menjadi makanan siap saji. Jangan sampai walaupun matang, tetapi tidak menarik selera orang memakannya. Saya sensitif terhadap bau naskah, termasuk bau badan penulis. Jadi, tolong jangan kirimi saya naskah yang berbau....

Kalimat Anda terakhir sungguh tidak saya pahami.

ES: Naskah berbau tidak enak itu sudah tercium dari kata-katanya... Percayalah pada saya.

Anda lebih mirip cenayang daripada editor!

ES: Lha dunia editing itu memang dekat-dekat dengan ramalan. Bagaimana editor bisa tenang bekerja kalau dia tidak bisa meramalkan bahwa naskah di tangannya akan menjadi buku yang bagus, berdaya, termasuk laku. Ya, tapi kadang nasib memang berbicara. Buku yang bagus belum tentu laku. Dan buku yang laku belum tentu bagus. Orang-orang di luar editorial sering menggampangkan proses mencari penulis dan mencari naskah tadi seperti membalikkan telor dadar. Mereka menyangka penulis itu banyak, padahal tidak. Yang banyak itu naskah yang ditulis bukan oleh seorang penulis, melainkan seorang yang ingin menulis.

Hmm... Anda mungkin benar.

ES: Anda meragukan pendapat saya?

Oh tidak, sama sekali tidak... tapi kan perlu diuji kebenarannya.

ES: Hehehe orang-orang sibuk menguji kebenaran sampai lupa pada pekerjaan sesungguhnya, menjalankan kebenaran itu sendiri. Toh... sudah begitu banyak teori tentang menulis, tentang menerbitkan, dan tentang memasarkan yang ditulis para ahli yang teruji kebenarannya. Namun, sedikit sekali yang mau menjalankannya. Saya selalu bilang, Anda itu boleh menyimpang dan boleh nyeleneh kalau sudah tahu ilmu sebenarnya. Lha, itu belum tahu apa-apa justru sudah menggelontorkan cara-cara yang menyimpang alih-alih mereka menyebut semua itu gampang. Ndak ada yang gampang dalam sebuah proses, termasuk menulis naskah buku yang baik. Kalau saya menemukan penulis yang baik, sudah dipastikan saya akan menemukan naskah yang baik. Kalau saya menemukan naskah yang baik, belum tentu saya menemukan penulis yang baik.

Betul-betul... tidak salah saya menemui Anda untuk sebuah pencerahan.

ES: Nah salah lagi. Saya sedang tidak memberi pencerahan. Setiap hari itu kan cerah. Kalau mendung, ya tinggal hidupkan lampu sekian puluh watt, ruangan kita juga jadi cerah. Editor tidak peduli bekerja dalam kondisi cerah atau tidak cerah, yang penting bisa menemukan solusi. Hehehe yang tadi saya omongi cuma 'penggerahan'.

Maksudnya penggerahan?

ES: Biar para penulis gerah. Biar para editor gerah. Biar para penerbit gerah. Ingat ya, yang saya cari adalah penulis bukan naskah. So, saya gakkan buat iklan mencari naskah, tetapi saya akan buat iklan mencari penulis. :) (tersenyum)

Boleh tahu rahasia dari omongan Anda barusan?

ES: Ketika melihat seorang penulis, saya akan mempelajari mereka tanpa mereka ketahui, semuanya. Dari aktivitas mereka, dari cara mereka menulis, dari kata-kata mereka, termasuk dalam update status; dan dari bidang ilmu yang mereka kuasai. Pastilah saya kemudian tergerak untuk bertemu muka dengan mereka. Biasanya dalam satu atau dua jam pertemuan, saya sudah dapat memancing mereka mengeluarkan ide-ide gila penulisan buku. Itu rahasia saya, tetapi saya memang tidak segan-segan mengkritik sebuah ide itu memang buruk dan gak perlu diteruskan. Nah, ilmu seperti ini sulit diturunkan meski dengan meditasi dua jam sehari, gakkan turun-turun. Jadi, memang tetap menjadi rahasia meskipun ini bukan rahasia.

Aha Anda mirip ayah angkatnya Kungfu Panda yang bilang rahasia sebenarnya adalah bukan rahasia.

ES: Hehehe memang betul karena ini bukan rahasia, ini cuma keterampilan. Dilatihkan berkali-kali dengan penuh cinta, hasrat, dan kesadaran tinggi juga akan mendapatkan yang disebut 'mata baru' itu. Jadi, pandanglah manusianya, bukan naskahnya. Naskah itu cuma benda dan tidak akan berbunyi tanpa manusianya. Sip, saya kira itu saja. Saya mau kembali 'mengedit manusia'.

Pertanyaan terakhir, penulis seperti apa yang paling menarik bagi Anda?

ES: Hehehe penulis wanita! Karena paling menarik untuk diedit.... Becanda lageeh... gw tuh sng bgt ma pnls... Sory kok jadi bahasa alay begini... Saya tuh senang dengan penulis yang punya kemampuan bicara yang baik (public speaking), mendengarkan yang santun dan antusias, serta banyak membaca. Itu dasar kecerdasan literasi toh... Nah, itu saja.

Oke, terima kasih sekali atas perbincangan sensitif pagi ini. Selamat bekerja kembali Bung. 


*percakapan imajiner
#komporis-buku-indonesia dan editor sensitif.

26 Sep 2011

1 Kamu Mau Jadi Penulis?



Bagi kamu para teenager entah cowok apa cewek, daripada nganggur gak jelas, mendingan ikuti aja cara-cara jitu yang otomatis  bikin kamu bisa hepi jadi penulis. Apalagi bagi kamu yang emang udah punya bakat alam jadi penulis. Tunggu apa lagi coba? Check this out !
1.      The first,  tekadkan diri kalo kamu bangga jadi penulis. It’s a must !
2.      Cara kedua dengan ngelamun.
Karena kebanyakan ide nongol saat kita lagi ngelamun.Tapi jangan suka keterusan, ya? Ato kalo gak dengerin curhatan temen aja. Kan bisa tuh dibikin cerita. Listen to the music ato mo lebih gampangnya lagi dari kisah diri  kamu sendiri. Tentunya, cerita itu kudu seru dong !
3.      Sebelum nulis, pilih jalur penulisan yang kamu kuasai :
 cerpen, cerbung, ato novel. Di dalam novel kamu juga mesti pilih jalur, lho. For example : teenlit, chiclit, metropop, preteen, roman, horor, dll.
4.      Cari tempat dan alat yang nyaman buat  menulis cerita.
Bagi kamu yang gak punya komputer cukup di buku tulis aja.Tapi ntar kalo ngirimin ke penerbit harus di ketik komputer, lho. Kan sekarang banyak rental pengetikan. Tempat yang asik untuk yang gak punya komputer adalah : meja belajar dan tempat tidur. Trus bagi kamu yang punya komputer, tinggal tik ketik aja lagi. Keluarin deh semua uneg-uneg kamu.
5.      Usahakan kegiatan tulis menulis bagi kamu yang masih skul di saat week end ato long holiday aja, biar gak ganggu konsentrasi belajar, maksudnya. Tapi kalo kamu bisa bagi waktu .......why not kalo tiap hari ?
6.      Banyak orang bingung mo nulis kata pembuka cerita gimana. Padahal caranya banyak banget. Nih contohnya :
  • Pada suatu hari ........
  • Di malam yang gelap ........
  • Di atas bukit nan jauh, Teletubbies, eh Just kidding = P
  • Ato langsung  dibikin seperti ini :      
ü  “Serius lo ?”
Kan kesan yang ditangkap para pembaca adalah mereka disuruh menyelidiki apa maksud terselubung dari kalimat tanya itu. Biar penasaran gitu....  Ato kamu mo bikin contoh yang lain ? That’s good idea.
7.      Kalo kamu bikin cerpen, itu mah cepet banget selsenya.
Tapi kalo kamu bikin novel, uhm .......dijaga aja mood-nya. Biar gak drop. Caranya, cukup nikmati aja pekerjaan kamu and jangan jadiin beban. Karena kalau kamu maksa-maksain diri, hasilnya malah bad banget !
8.      Kalo Novel, sering kali kita bosen bikin lanjutan ceritanya.
 Tau sendirilah, novelkan tebelnya amit-amit. Therefore cara nyegerin kepala biar otak gak blank adalah refreshing ke manaaaaa gitu ato cari referensi dengan beli novel karya anak bangsa. Kan kita mesti cinta produk dalam negeri.
9.      Bagi cerpen, cerita yang udah kamu buat sebarin ke temen-temen satu skul trus suruh baca dan kasih comment.
Kalo tanggapan mereka bagus, coba kirim aja ke majalah-majalah  remaja ato ke tabloid kesayangan kamu.
10.  Bagi novel, usahakan saat kamu rekomendasiin itu novel ke temen-temen kamu ceritanya belum kelar.
 Biar mereka penasaran. Setelah banyak temen yang udah baca dan nyuruh kamu ngelanjutin ceritanya, lanjutin tu cerita, tapi setelah selse, jangan kasih liat mereka. Melainkan langsung kirimkan ke penerbit. Kalo ceritanya bagus dan memenuhi kriteria, pasti deh novel kamu diterbitin. Setelah terbit suruh temen-temen kamu beli novel itu. So, novel kamu bakalan laku dong karena mereka udah penasaran banget menantikan ending ceritanya hehehe... Uhm, yummy banget.

11.  Setelah semua selse kamu lakuin. 
Udah deh, tinggal tunggu gimana reaksi masyarakat tentang novel/cerpen kamu. Bisa aja ada produser baca, trus dibikin film/sinetron kayak pengalamannya Dyan Nuranindya—Dealova, Maria Ardelia—Me vs High Heels, Rachmania Arunita—Eiffel I’m In Love, Esti Kinasih—Fairish, Ken Terate—My Friends, My Dreams, Aditya Mulya—Jomblo, Alberthine Endah—Detik Terakhir/Jangan Beri Aku Narkoba, dan Moammar Emka—Jakarta Undercover. Hmm..... makin tebel deh kantong kita. Kan enak bisa menuhin kebutuhan sendiri. Apa sih yang gak mungkin selama kita mau berusaha. Tapi inget tetep berdoa pada Tuhan YME, bantu orang tua dan bantu orang yang gak mampu.
Nah, caranya gampang banget, kan? Kalo bingung mo kirim karya kamu ke mana, nih, kuberi beberapa perusahaan penerbit buku populer yang bisa bikin mimpimu jadi nyata:
  • Gramedia Pustaka Utama
  • Gagas media
  • Kata Kita
  • Terrant Books
  • Grasindo
  • Leutika Publisher
  • Gong Publisher
  • Penerbit Andi, dll
Udah jangan berkhayal mulu. Bikin mimpimu jadi nyata!!!!

1 Tiga Nilai Plus Google+ Bagi Penulis Fiksi




Berikut ini 3 nilai plus yang menjadi alasan saya merekomendasikan Google+ kepada para penulis fiksi.

1. Personal Branding
Google+ selangkah lebih maju dalam membangun personal brand penggunanya ketimbang facebook dan twitter.
Mari kita lihat twitter. Maksimal 140 karakter memungkinkan siapa saja bisa berkicau disana. Tak heran bila liniwaktu bergerak demikian cepatnya. Info ‘launching buku’ anda tenggelam hanya dalam hitungan menit ditengah keriuhan ratapan, umpatan kepada pemerintah, doa kepada Tuhan, atau ‘tweeps yang budiman’ (apa anda familiar dengan tweet ini?).

Facebook memang menyediakan fan page buat membangun basis penggemar. Namun susah merawat halaman penggemar disaat bersamaan kita juga punya laman pribadi. Lagipula tampilan fan page hampir serupa dengan laman pribadi.
Google+ menyediakan halaman profil yang terdiri dari halaman entri, ihwal, foto dan video. Desain Halaman ihwal (about) mendukung penuh upaya penggunanya dalam rangka membangun personal brand. Anda bisa menuliskan tagline dibawah nama anda, misalnya anda menulis: “Cerpenis, penulis buku XYZ, juga menyediakan jasa editing dan kursus menulis online 24 jam”. Tagline seperti itu memudahkan orang-orang mengidentifikasi personal brand anda dalam sekali tatap saja.

Google+ juga menyediakan ruang horizontal tepat dibawah tagline. Tempat dimana anda dapat memajang 5 foto secara berderet. Sebaiknya anda memanfaatkan fasilitas ini –misalnya- untuk memajang sampul buku, logo produk, award atau foto suasana kursus menulis yang pernah anda selenggarakan.
Masih pada halaman Ihwal. Dibawah deretan foto tersedia ruang pendahuluan, dimana G+ membolehkan pengguna untuk mendeskripsikan apa saja mengenai dirinya. Google+melengkapi ruang ini dengan fitur yang mirip fitur note pada facebook, seperti; huruf tebal, miring, numbered/bullets list dan tautan/link.

Anda bisa menggunakan ruang itu untuk menulis judul buku yang telah anda terbitkan; menawarkan jasa kursus menulis dan editing; atau daftar award yang pernah anda peroleh. Anda pun bisa menyisipkan link dengan anchor text yang mengarah ke halaman web-blog yang relevan dengan deskripsi anda itu. Misalnya anda mengarahkan pembaca menuju toko buku online yang menjual buku fiksi anda.
Template halaman profil terlihat bersih dengan warna putih dominan. Hanya ada satu sidebar pada sebelah kanan layar dan steril dari iklan (setidaknya sampai hari ini). Tersedia pula fitur Tautan pada samping kiri yang sejajar dengan Pendahuluan . Google+mempersilahkan anda memasang alamat blog, akun social media anda yang lain, atau link apa saja yang relevan dengan anda.

2. Lingkaran Pembaca (Penggemar)
Saya menemukan banyak penulis –ternama- membuat fans page di facebook selain laman pribadi. Fan page di facebook pada dasarnya berfungsi memisahkan penulis sebagai pribadi dengan penulis sebagai ‘merek’. Kedengarannya cukup merepotkan dari sisi perawatan.
Google+ rupanya memahami kerepotan itu. Anda tidak perlu membuat fan page terpisah. Anda cukup membuat lingkaran khusus pada akun G+ anda, lalu memberinya nama –misalnya-; Lingkaran penggemar.  Selanjutnya anda tinggal memasukkan para pembaca atau fans anda ke dalamnya. Selesai. Hanya itu saja.

Fungsi lingkaran G+ memang dirancang memudahkan pengguna membagi konten (teks, foto, link & video) hanya kepada orang-orang (lingkaran) yang relevan. Konten anda tidak bisa dilihat  oleh orang-orang diluar lingkaran yang anda pilih. Tersedia opsi centang kepada lingkaran yang mana konten hendak dibagikan sebelum anda menekan tombolBerbagi.
Saya mengamati konsep Lingkaran ciptaan Google mrirp cara kita berhubungan dengan orang-orang dalam kehidupan nyata. Secara alami manusia mengkategorikan, berinteraksi dan berkomunikasi kepada setiap orang dengan cara yang berbeda.
Contohnya, anda hanya membicarakan buku fiksi kepada mereka yang hobby membaca buku fiksi  Anda pun cenderung enggan berbagi informasi mengenai pekerjaan anda kepada yang bukan teman sekantor. Nah, fitur lingkaran Google+ bekerja dengan cara seperti itu.

3. Promosi Produk
Belakangan facebook kurang nyaman setelah disesaki oleh kerumunan penjual. Tidak adanya ruang terpisah antara dinding publik vs dinding pribadi memungkinkan siapa saja yang ada dalam friend list leluasa menandai nama anda saat menawarkan produk.
Google menutup keleluasaan tersebut. Loh, kalau begitu tidak mungkin  saya mempromosikan novel terbaru saya?

Kebijakan G+ itu justru baik menurut saya. Sebaliknya anda dimudahkan mempromosikan buku atau ebook secara khusus kepada target-target tertentu saja (segmentatif). Anda mestinya memakai konsep pemasaran yang berbeda, saat menawarkan buku kepada masing-masing orang (lingkaran), bukan ? Apakah sama cara anda menjual buku kepada teman dekat dengan orang yang baru saja anda kenal ?

Selain itu promosi yang anda bagikan di G+ hanya tampil pada laman Home.  Konten anda tidak akan muncul pada halaman profil siapapun yang ada di lingkaran anda. Situasi ini berbeda dengan yang kita temui di facebook. Saya kira Google+ mengutamakan konsep menang-menang antara penjual dengan konsumen.

Lalu bagaimana caranya mempromosikan buku kepada para pengguna G+?
Minggu lalu saya iseng-iseng menulis sebanyak 1.470 kata  pada kotak berbagi. Ternyata bisa.  Saya pikir itu ruang promosi yang mustahil anda temukan di facebook, apalagi twitter.. Anda cukup membagikan sinopsis buku terbaru anda kedalam aliran. Deskripsikan secara lengkap termasuk testimoni orang-orang yang telah membacanya. Anda bisa menulis huruf tebal dan miring guna memberi tekanan pada kata atau kalimat kunci. Membuat jarak antar paragraf pun cukup dengan menekan enter pada keyboard. Hampir tidak ada bedanya jika anda posting di blog.

Jujur saya mengakui analisa diatas masih sangat prematur. Belum ada jaminan sosok G+ akan permanen seperti yang terlihat sekarang ini. Konon pihak Google masih menyimpan sejumlah kejutan. Semoga saja kejutan itu demi kepuasan pengguna belaka.


22 Sep 2011

0 Manajemen Waktu untuk Menulis ala Annida

Sobat yang sering mengeluh nggak punya waktu luang untuk menulis? Kudu baca tips yang satu ini deh! Jangan sampai kita produktif menghasilkan alasan bukannya produktif menghasilkan tulisan, okeee?

1.   Luangkan waktu! Bukan menunggu waktu luang!

      Menulis butuh komitmen, kalau mengandalkan waktu luang yaa pasti nggak bakal nulis-nulis, jadi rumusnya... harus meluangkan waktu! Masa sih kalah sama para penulis yang udah berkeluarga, punya anak, punya kerjaan bejibun, pergi ke mana-mana, tapi bisa tetap menulis!  

2.   Menulis di tengah-tengah aktivitas rutin!
    Yang namanya rutinitas itu melelahkan, jadi.... selingi saja dengan aktivitas menulis! Misalnya, saat sedang mengerjakan tugas di kantor, membuat laporan keuangan laba/ rugi, ambil jeda sejenak, tuliskan uneg-uneg yang mengganjal di hati! Misal: "Gw lagi bikin laporan laba/ rugi perusahaan, menurut gw... mustinya tiap diri kita pun bikin neraca laba/ rugi amalan sehari-hari, jangan baru tau diri sendiri merugi pas udah ketemu malaikat!"
     Simpel kan? Tapi tulisan tersebut bisa membuat kita lebih memaknai rutinitas kita.
    Atau saat sedang makan siang, tuliskan ada kejadian apa aja sih selama perjalanan menuju tempat jajan! Contoh: "Menuju ke tempat nongkrong langganan untuk makan siang, aku ketemu tukang batagor yang gantengnya mirip Morgan Sm*sh! Aku beli batagornya, eeh nggak taunya rasanya aneh banget, gak seenak ngeliat muka abangnya, dasar cuma jual tampang! Bukan jual batagor..."

     Percaya deh! Kelak, tulisan-tulisan spontan dan ringan ini justru akan menjadi sumber ide berharga buatmu.   

3.   Setiap hari siap dengan pulpen dan buku di saku!
     Kalau nggak punya saku? Ya, simpan di tas!
    Ah, ribet... masa musti bawa buku-pulpen ke mana-mana! Ya sudah, pergunakan  memo di HP-mu untuk menulis! Permudah saja, jangan dipersulit! Oke? Intinya adalah, kamu tetap bisa menulis di mana pun dan kapan pun, nggak perlu nunggu nanti...
     Tau kan bedanya manusia sama komputer?
     "Kalo komputer ada tombol ENTER, kalo manusia... adanya ENTAR!"
     Kalo entar-entar terus, kapan nulisnya?  

4.   Menulis sebelum tidur!
    Setelah seharian beraktivitas, kita bisa meluangkan 10 menit sebelum tidur untuk menulis sejenak. Jangan lupa... manfaat menulis bisa bikin awet muda dan juga buat terapi hati loh! Jadi manfaatkan menulis untuk membersihkan lagi diri kita sehingga fresh esok harinya!

5.   Menyengaja menulis di tengah malam!
     Setelah Tahajud, bagus banget kalau kita manfaatin juga untuk menulis! Ide-ide cespleng sering mondar-mandir di sepertiga malam ini! Internetan aja lancar malem-malem... syaraf otak kita juga lancar tuh, apalagi kalau sebelumnya doa dulu mudah-mudahan Ia menghendaki kita jadi penulis besar, hmm...

6.   Menuliskan apa yang sedang kita minati!
    Rumus utama dalam melakukan sesuatu adalah “Cintai apa yang kau lakukan!”
    Tapi kalau ternyata kita nggak bisa se-ideal itu, yah sudah di balik saja... “Lakukan    apa yang kau cintai!”
    Mencintai sesuatu sama saja kita menaruh minat pada hal tersebut, jadi... alih-alih menganggap aktivitas menulis sebagai beban sehingga kita selalu beralasan "nggak punya waktu", mending jadikan hal-hal yang saat ini sedang amat kita cintai/ minati ke dalam sebuah tulisan!
     Misalnya saat ini kita lagi tertarik banget dengan yang namanya gempa dan tsunami, ya sudah tulis saja tentang hal itu! Atau, kebetulan kita lagi ngebet banget pengen nikah tapi belum dapet-dapet calonnya, ya udah... tulis aja tentang "Detik-detik penantian menuju pelaminan", hehe...
    Bagi peminat musik, tulislah tentang musik! Bagi peminat komik, tulislah sesuatu tentang komik, misalnya... manfaat komik dalam membangun mental pembacanya, atau... tulis fiksi mengenai penggila komik yang mendapat banyak pengetahuan justru dari komik, bukan dari buku pelajaran (nah loh...), itu cuma contoh looh!
     Yang jelas, menulis itu asyik, jadi tulislah apa yang menurutmu asyik untuk ditulis!

Yess! Nulis aahh...

Sumber; http://www.annida-online.com/artikel-2761-Manajemen%20Waktu%20untuk%20Menulis.html

0 Percakapan Anak 4L4Y dengan Orang Biasa (Dijamin Ngakak)

 Percakapan Anak 4L4Y dengan Orang Biasa (Dijamin Ngakak)

*Catatan ini saya copas dari kiriman seorang temen yang sama-sama menyuarakan "ANTI ALAY", Sumpah! GOKIL PISAN *hahaahaa. (ngakak guling-guling)


gak ada angin gak ada ujan tiba tiba di Hpnya si B
(bukan nama sebenarnya, lagian tega amat kalo ada orangtua yang ngasih nama anaknya "Be")
muncul sms dr nomer yang gak dikenal....
...
A = Alluw kag! Leh knal? Ap kBrx?

B = Wa'alaikumsalam Warohmatullahi Wabarokatuh. ..
Dengan hormat, sampainya pesan ini, saya akan memberitahukan bahwa kabar saya baik-baik saja....
Maaf beribu-ribu maaf, Ini gerangan nomer siapa ya?
Kok acap kali sms nomernya ga ke save ya? (bales sepanjang mungkin)

A = Owh ea muuph lupa ng@s1h s4L4m,,,, Ini EnDoet LuThuwna EmbeM C@ianK
Cmu@na. Inged gag kag? Eh, kug blzna pjg bgd ch? Gi ng4ps?

B = Yaiyalah panjang.... Lagian ga dibayar perhurup inih! Gw lagi mabok
nerjemahin kata2 lo nih. Keypadnya ilang2an ya? Oh elo.... Eh, siapa tadi?
Tembem semua? Perasaan temen-temen gw kalopun ada yang tembem paling
sebagian dipipi doang. Ga sampe seluruh badan dah.

A = Huft ...Plz dund...bkn t3mb3m cmu4, tp ’emb3m c@iank cMuana’. W AD
klaz xmp lw dlu. J4h@d bgd d3ch......fufufuuu :’(

B = Yeeee mana gw apal. Adek kelas gw kan ada banyak. Bayangin misal
sekelas ada 25 murid cewe. Dikali 9 kelas. Nah, itung ndiri dah tuh ada
berapa! Itu belom dari sekolah2 laen. Mereka kan gw anggep adek kelas gw
semua walopun mereka ga nganggep gw. Coba? Masa iya gw apalin atu2. Lu
kira gw petugas sensus! Eh itu sebenernya huruf ’a’ mau lo ganti apasih?
Jadi angka 4 apa a keong (@)? Satu aja ribet apalagi dua gw bacanya.
Plin-plan lo ah

A = Ea mu’uph kag.... Abzn udh kbi@s44n kag. Jng mrh dund... hix... hix...
Oh ea y.. Kn ad bnyk ea... muv dh muv.. Eh kag, w inged loh qt dlu prNh
kut xkul PeNcak sLt bReng jG.

B= Jorok lo ah

A = Pencak SILAT kak!!!

B = Ooohhh.... Nah itu bisa nulis bener

A = Tp w kluwar paz 5aBuk quNink. Gag kwt. Uji4nna bRad bGd

B = Gw ga pernah ikut pencak silat. Gw ikut cheers. Yang dipaling atas
formasi piramida kan gw. Lagi pula kalo gw ikut pencak silat, sabuknya ga
muat.
A = Iyh yng bn3r kag? Bc4nd@ aj dh wkwkwkwkwkwkwkwkwk! !!

B = Etdah lo ketawanya serem amat kayak burung gagak.

A = Eh kag BTW n0m3r hpx kog ckep amad ch? Ky orangx

B = Nama gw bukan betawi.

A = Mksd w ’by the way’

B = Kenapa emang JALANnya?

A = OMONG-OMONG! !!!

B = Oh... ga tau nih.. Beruntung aja dapet nomer bgini

A = Dpt dri m4n4 kag?

B = Hadiah es orson. Penting amat

A = Kag kuq fesbukx lum d k0nfr1m?

B = Confirm! Bukan Kon-frim! Oh yang foto profilnya dari atas sambil
manyun2 itu lo ya? Gw kira fanpage-nya Suneo. Belom-belom. Ntar deh kalo
angel foto lo udah bener. Eh, unyeng2 lo ada 5 ya? Ampe keliatan. Banyak
amat. Situ pake ekstensen unyeng2?

A = Iyh ka2g bC@nd4 aj@ dh. 1tukan age’ ngetrend kag futu dri @ta5. Mak1n
gaG kli4t@n mukax, makin keyenz!
B = Yaiyalah. Gimana mau keren kalo muka lo keliatan. Coba dong
sekali-sekali foto profilnya diganti pake fotokopi. Burem, perkecil,
bolak-balik. gitu.

A = Mangx uj14n!

B = Biar ga keliatan muke lu. Katanya makin ga keliatan makin kerennn...
Gw yakin asli lo ga sebagus di foto kan? Nih udah gw confirm. Eh, itu
foto2 lo banyak banget yang jari tangan angka satu dimulut. Lagi ngelonin
orok sapa lo? ya ampun.. Lo ga juling foto dari atas semua?

A = Gag. Udh b1aza k0g. Eh, kag mang gi onlen ea? Onlen d kul ap dihumz?

B = Eh kalo bahasa alaynya �onlen di WC SPBU� apaan? Salah semua tuh
option lo

A = Ih... kakak joyokkkk...

B = Kadir ga diajak?

A = Itu Doyok kaaaggg.... Yah, w lgi gaG onlen niyh kag. Cb klo qt sm�
onlen, kn bs chat b4r3ng

B = Kita? Lo aja kali ama kawan2 lo. Lagian yang minta lo biar onlen
sapeh?!

A = Hix..Hix...Jahad :’( Kag kug lum bubu siyh? Kn udh mlm. Mang lum
ngantug ea?

B = Gw ga pernah ikut MLM deh

A = ’Malem’ Kag maksudx....

B = Udah gede ini. Lagian sembari ngelembur ngerjain tugas nih.

A= Cemangadh!

B = Hdagnamec

A = Paan tuch Kag???

B = Tulisan lo gw balik. Bingung gw nanggepin bahasa lo. Eh tulisan lo
bisa di normalin dikit ga? Sedikiiit aja demi gw
A = Oh ea deh kag..

B = Eh, ko gw baca status-status lo semuanya ngambil dari lirik-lirik lagu
ya??? Keabisan ide lo? Mana udah di ’Like’-in sendiri, trus ga ada yang
comment pula.

A = Eaaa... Abisan w suka bgd kag sm lgu it. Co cweet bgd dech. It jga da
lgu� knangan sm mantan w dlu

B = (Emang gw pikirin).

A = Ohiya kag! Bsk lusa jm 9 pgi d �salah satu stasiun tv� nntn w ya!

B = Itu kan acara live musik itu kan?! Yang penontonnya satu panggung sama
artis/bandnya. Trus sambil nari2 kompak banget dibelakangnya. Lo jadi
artis toh sekarang? Grup band lo apa namanya? Salut gw. Pasti lo jadi
vokalisnya ya? Apa lo soloist?

\A = Bukan kag, gw jadi penontonx.

B = Huh?!!!!!!! (Keselek)

A = Ea, yng pnting msk tv kag! Gw ma rombongan udh nyiapin tarianx lho
kag. Biar kompak nnti narix. Nama tarianx �Ngucek-Jemur- Ngucek-Jemur�. Tau
dund kag ky gmana. Gag ngaruh deh mw bandx apa aliranx apa.

B = Trus kalo bandnya metal gimana??? Masa lo mau tetep joget
�Ngucek-Jemur�?

A = Ya gag ap kag. Lgan band metal mah gag mgkin d hadirin kag. Kyk ga tau
aja kag..

B = Yaudah deh, selamat joget ya. Kakak mo tidur dulu. Oia, besok lusa,
pagi2 kakak ga bisa nonton situ joget �Ngucek-Jemur�. Soalnya kakak sibuk
mau bikin anyam2an sedotan. Babay!

A = Bye... Met bubu kag. Eh kag, ntr jm2 bolax pa?

B = Hah?! Lo suka nonton bola pagi2 juga?
A = Yaelah bgadang nntn bola wajar x kag

B = Lo cowo apa cewe sih?!

A = Cow. Mang np?

B = Lah itu foto2 difesbuk?!

A = Itu mantan� w kag. Fto w d album �Juzt Me�

B = ............ ......... ......... .......

A = Kag?

B = Eh iya sori. Udahan dulu ya. Gw baru ngeliat UFO nih. Bye!

*tulisan alay merupakan salah satu bentuk pelecehan terhadap bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lho? hahaa

0 Senangnya Punya Banyak Temen


 


Senangnya Punya Banyak Temen

Siapa sih yang nggak pengen punya banyak temen, hari-hari jadi heppy, indah, berwarna. Kita juga bisa jadi orang yang banyak dikenal, punya banyak temen juga suatu prestasi loh… kita bisa bebas milih temen curhat , selain itu kita juga bisa mudah  cari bantuan waktu kita butuh pertolongan. Nah pegimane caranya ya biar punya banyak temen nih kiat-kiatnya


1.      Jadilah Peramah Dan Murah Senyum

Hadoch… siapa sih yang seneng ngeliat orang galak, jutek bin judes, weleh-weleh yang ada pada milih kabur deh, belum lagi muka yang dilipet-lipet tujuh kagak pernah betul deh tuh muka, emang muka pas-pasan nggak pernah senyum pula hehe, peramah bukan hal yang dosa toh malah kalau kita galak malah bikin dosa karena sering kali nyakitin hati orang, senyum, smile..smile gitu deh kata bulek-bulek, senyum itu ibadah sobat, jadi mari kita tersenyum . Dijamin deh orang-orang pada betah deket kita.


2.      Perbanyak Pengetahuan, Perluas Wawasan

Coba deh kalau kita tu lagi bercakap-cakap sama kawan, tapi kita ngomong ini, dia malah bengong nggak ngerti dengan apa yang kita omongin kan nggak asyik, dan oleh karena itu kita mulai perbanyak pengetahuan dan perluas wawasan biar nggak oon gitu hehe, perbanyak baca buku, cari berita diinternet dan lain sebagainya


3.  Suka Nongolin Diri Di Acara-Acara Atau Ikut Organisasi

Kalau kerjaannya diem anteng dirumah, ah mana bisa punya banyak temen sering-sering tu keacara disekolah atau ikut ekskul apa aja yang disuka sekalian ke acara kondangan juga sebagai pelengkap hehe tapi bukan berarti kerjaan kita keluyuran mulu ada batasnya , diam dirumah juga ada batesnya semuanya harus seimbang.


4.      Jaga Penampilan Dan Kebersihan

Sapa sih yang mau deket-deket orang jorok, nggak pernah mandi, nggak pernah sikat gigi, kelaut aja deh sob. Ni yang biasanya mandi sekali dua hari tendang jauh-jauh tu kebiasaan itu, bukannya kebersihan adalah sebagian dari iman, jadi rajin-rajin deh bersihin badan.


5.      Kocok Perut Temen-Temen

Ini nggak wajib deh kan nggak semua orang berbakat kayak Sule atau Om Komeng, tapi semampu kita deh ngelawak buat temen kita biar nggak garing deket-deket kita kan nggak seru tuh kalau ngobrolnya standar-standar aja.


Terakhir buat sobat semua kalau udah punya banyak temen jangan suka hura-hura membuang waktu dan uang dengan hal-hal yang tidak penting, inget punya banyak temen jadikan sebagai keberkahan bukan untuk membuat diri sendiri merugi oke…. Sekian dari saya semoga bermanfaat.(Dede Yunita)

0 Penggunaan Tanda Baca

Penggunaan Tanda Baca


1. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan contoh: Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah.

2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. contoh:
• Irwan S. Gatot
• George W. Bush
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa

3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh:
• Dr. (Doktor)
• Ny. (Nyonya)
• S.E. (Sarjana Ekonomi)

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh:
• dll. (dan lain-lain)
• dsb. (dan sebagainya)
• tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.

5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar. contoh:
I. Penyiapan Ulangan Umum.
A. Peraturan.
B. Syarat.
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
• 1.1
• 1.2
• 1.2.1

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)

7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. contoh:
• Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
• Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.

8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembaga- lembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat. contoh:
• Sekjen : (Sekretaris Jenderal)
• UUD : (Undang-Undang Dasar)
• SMA : (Sekolah Menengah Atas)
• WHO : (World Health Organization)

9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh:
• Cu (Kuprum)
• 52 cm
• l (liter)
• Rp 350,00

10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya. contoh:
• Latar Belakang Pembentukan
• Sistem Acara

11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. contoh:
• Jalan Kebayoran 32
• Jakarta, 3 Mei 1997
• Yth.Sdr.Ivan
Jalan Istana 30 Surabaya

2. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.
contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan.

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. contoh:
• Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
• Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.

3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. contoh:
• Oleh karena itu, kamu harus datang.
• Jadi, saya tidak jadi datang.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh:
• O, begitu.
• Wah, bukan main.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. contoh:
• Medan, 18 Juni 1984
• Medan, Indonesia.

8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.

10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh: Rinto Jiang,S.E.

11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. contoh:
• 33,5 m
• Rp 10,50

12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.

14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.

3. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

4. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. contoh:
• yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
• Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. contoh:
Ketua : Borgx
Wakil Ketua : Hayabuse
Sekretaris : Ivan Lanin
Wakil Sekretaris : Irwan Gatot
Bendahara : Rinto Jiang
Wakil bendahara : Rex

3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan. contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit.

5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.

5. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. contoh:
....dia beli ba-
ru juga.
-Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.
contoh:
.... masalah i-
tu akan diproses.

2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris. contoh:
.... cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
contoh:
.........mengharga-
i pendapat.

3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. contoh: anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. contoh: p-e-n-g-u-r-u-s

5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. bandingkan:
• ber-evolusi dengan be-revolusi
• dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000).
• Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
• PN dengan di-PN-kan.

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbulan atau kata. contoh:
• se-Indonesia
• hadiah ke-2
• tahun 50-an
• ber-SMA
• KTP-nya nomor 11111
• bom-V2
• sinar-X.

7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh:
• di-charter
• pen-tackle-an
Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang).

6. Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. contoh: Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
-Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak.
contoh: Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera

2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
contoh:
Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
contoh:
• 1919—1921
• Medan—Jakarta
• 10—13 Desember 1999

7. Tanda Garis Bawah (_)

8. Tanda Elipsis (...)
Tanda ini dinyatakan dengan menggunakan tiga titik, untuk mengekspresikan jeda dan keheningan agak panjang dalam sebuah kalimat, agar pembaca dapat memahami situasi yang hening atau menunggu. Tanda ini juga digunakan untuk menggambarkan bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan berbisik atau suara yang pelan sekali. Pada penulisan petikan langsung jika tanda elipsis diulang-ulang beberpa kali berarti bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan terbata-bata dan sangat pelan.

9. Tanda Tanya (?)
Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut.

10. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh:
• Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
• Bersihkan meja itu sekarang juga!
• Sampai hati ia membuang anaknya!
• Merdeka!

11. Tanda Kurung ((...))
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Misalnya:
• Bagian Keuangan sudah selesai menyusun anggaran tahunan kantor yang akan dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) besok
Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya:
• Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
• Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya:
• Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a)
• Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya:
• Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi.

12. Tanda Kurung Siku ([...])
Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh:
• Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".

13. Tanda Kurung Lancip (<...>)</...>
Biasa digunakan di bahasa komputer HTML

14. Tanda Kurung Kurawal ({...})
biasa digunakan untuk menyatakan notasi matematika

15. Tanda Kurung Ganda («...»)
Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer

16. Tanda Petik ("...")

1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan. contoh: kata Ketua, "Kita akan segera berangkat besok."

17. Tanda Petik Tunggal ('...')
Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini.
“Aku mendengar seseorang memanggil, ‘Nori, Nori’, dari hutan itu,” ujar Ramon.
Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna.

18. Tanda Ulang (...2)
Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh:
• Buku-buku (bukan "buku2")
• Saudara-saudara (bukan "saudara2")
penggunaan tanda ulang (...2) biasanya dipakai oleh seorang notulen untuk menyingkat kata ulang.

19. Tanda Garis Miring (/)
Biasa digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh:
• Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh:
• RT/RW
• AC/DC
Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi).

20. Tanda Garis Miring Terbalik (\)

21. Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(')


Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.

• Dia mengantuk
• Kita harus bekerja keras

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
• Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
• Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!"

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.;
• Allah
• Yang Maha Pengasih

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
• Haji Agus Salim
• Presiden Soekarno

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat.
• Ia Gubernur DKI Jakarta
• Bapak Menteri Hari Sabarno
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
• "Siapakah gubernur yang baru saja dilantik itu?"
• Brigadir Jendral Sugiarto baru dilantik menjadi mayor jendral.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang.
• Ricky Setiawan
• Vieta Fitria Diani
• Muhammad Alif Atma Ain Azza

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
• suku Sasak
• bangsa Indonesia
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
• mengindonesiakan kata asing
• keinggris-inggrisan.
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai untuk kata 'bangsa', 'suku', dan 'bahasa' yang mengawali sebuah nama.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
• Bandung Lautan Api
• Proklamasi Kemerdekaan
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
• memproklamasikan kemerdekaan

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
• Asia Tenggara
• Jazirah Arab
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
• Berlayar ke teluk.
• Pada hari minggu ku turut ayah ke kota.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi.
• Departemen Pendidikan Nasional
• Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Tetapi perhatikan juga penulisan berikut!
• Menurut undang-undang dasar kita
• Menjadi sebuah republik

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
• Dari Ave Maria ke Jalan Lain Menuju Roma
• Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Umum

Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
• Dr. = Doktor
• dr. = Dokter

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
• Kapan Bapak berangkat?
• Surat Saudara sudah saya terima.
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
• Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
• Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

Huruf kapital dipakai untuk menyebutkan judul karya ilmiah (bukan judul buku).
• PENELITIAN BAWANG GORENG
Catatan: Jika judul karya ilmiah itu memiliki kata konjungsi (kata penghubung), maka huruf kapital hanya diberikan di huruf pertama setiap kata, sementara huruf pertama kata konjungsi tetap menggunakan huruf kecil.
• Penelitian Tentang Gempa Aceh dan Yogyakarta.

Penulisan kata
Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata.

1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu.
2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan)

1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1].

2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi

3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan.

4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara.

5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: non-Indonesia.

3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (centang-perenang, sayur mayur).

4. Gabungan kata atau kata majemuk

1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola.
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya.
3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai.

5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya.

6. Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya.

7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil.

8. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai.

9. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim.

10. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka.
Kata turunan
Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut.
Jenis imbuhan
Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi:
1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran.

1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se-
2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya

2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran.
1. ber-an dan ber-i
2. di-kan dan di-i
3. diper-kan dan diper-i
4. ke-an dan ke-i
5. me-kan dan me-i
6. memper-kan dan memper-i
7. pe-an dan pe-i
8. per-an dan per-i
9. se-nya
10. ter-kan dan ter-i

3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing).
1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita.
2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.


Awalan me-
Pembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut:
1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh → meluluh, me- + makan → memakan.
2. me- → mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca → membaca, me- + pukul → memukul*, me- + vonis → memvonis, me- + fasilitas + i → memfasilitasi.
3. me- → men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang → mendatang, me- + tiup → meniup*.
4. me- → meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis → mengikis*, me- + gotong → menggotong, me- + hias → menghias.
5. me- → menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom → mengebom, me- + tik → mengetik, me- + klik → mengeklik.
6. me- → meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu → menyapu*.

Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus:
1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu → menipu, me- + sapu → menyapu, me- + kira → mengira.
2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi → mengklarifikasi.
3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi → mengkonversi.
Aturan khusus
Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu:
1. ber- + kerja → bekerja (huruf r dihilangkan)
2. ber- + ajar → belajar (huruf r digantikan l)
 
back to top